Ilustrasi(Antara)
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri terus melakukan proses identifikasi terhadap jenazah korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga hari ke-9 pascakejadian, sebanyak 17 jenazah telah berhasil diidentifikasi.
Ketua tim sektoral untuk operasi SAR dari DVI Polda Jatim Kompol Navran menyampaikan bahwa total 63 kantong jenazah telah dikirim dari lokasi kejadian ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
“Sebagian merupakan jenazah utuh dan sebagian lagi potongan tubuh yang masih perlu dicocokkan melalui pemeriksaan DNA,” ujarnya dalam konferensi pers bersama BNPB dan Basarnas, Selasa (7/10).
Proses identifikasi dilakukan siang dan malam secara bergantian oleh tim gabungan dari berbagai Rumah Sakit Bhayangkara di Jawa Timur.
“Sampel DNA korban yang telah dikirim sebanyak 51, sedangkan data pembanding dari keluarga berjumlah 58. Kami terus bekerja tanpa henti agar seluruh korban segera teridentifikasi,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa meskipun sebagian sampel DNA masih dalam tahap pengujian, tim tetap melakukan pencocokan melalui metode lain, seperti rekam medis, odontologi (gigi), dan ciri-ciri fisik.
“Setiap hari kami melakukan rekonsiliasi data post mortem dan antemortem. Jika sudah ada kecocokan, identitas korban langsung dirilis,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, BNPB menegaskan, meski fase tanggap darurat di lokasi telah berakhir, pendampingan terhadap keluarga korban akan terus dilakukan.
“BNPB tetap mendampingi pemerintah provinsi dan kabupaten, termasuk dalam pemulihan psikologis keluarga korban,” ujar Deputi Penanganan Darurat BNPB Budi Irawan. (E-3)


















































