3 weeks ago
9
Ilustrasi(Antara)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai tidak hanya berfokus pada peningkatan gizi anak bangsa, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat akar rumput. Akademisi Universitas Udayana, Efatha Filomeno Borromeu Duarte menyebut pelaksanaan program MBG telah menghidupkan kembali aktivitas ekonomi lokal di berbagai daerah dan memberi manfaat langsung bagi pelaku usaha kecil.
“Program MBG telah menimbulkan denyut ekonomi baru di tengah masyarakat. Banyak dapur umum dan pelaku usaha lokal yang kembali produktif. Ini membuktikan bahwa program ini tidak hanya soal pemenuhan gizi, tetapi juga kesejahteraan rakyat,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Denpasar, Kamis (9/10).
Ia menjelaskan dapur-dapur MBG yang beroperasi setiap hari membuka lapangan kerja baru, terutama bagi ibu rumah tangga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap. Kebutuhan bahan pangan seperti sayuran, daging, telur, dan beras juga meningkat, sehingga menggerakkan rantai pasok di pasar tradisional.
“Roda ekonomi di pasar lokal kini berputar lebih cepat. Petani, peternak, pedagang, hingga penyedia jasa transportasi turut merasakan manfaat ekonomi dari MBG,” katanya.
Kurangi Beban Keluarga Prasejahtera
Lebih lanjut, Efatha menyebut bahwa program MBG memberikan ruang bernapas bagi keluarga prasejahtera, karena membantu meringankan pengeluaran harian mereka untuk kebutuhan makan anak-anak. Ia menegaskan, manfaat sosial dan ekonomi yang dihasilkan program tersebut perlu dijaga dan dikembangkan, meski pelaksanaannya masih memerlukan penyempurnaan.
“Kekurangan teknis di lapangan tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan program sebesar ini. Yang penting adalah memperbaiki tata kelola agar lebih profesional dan akuntabel,” tandasnya. (E-3)
