Karyawati Nutsafir sedang menyiapkan kemasan-kemasan Nutsafir untuk Booth UMKM Pertamina di Pertamina Grand Prix of Indonesia.(Pertamina)
Ajang internasional Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 bukan hanya tentang balap motor dunia, tetapi juga menjadi etalase penting bagi produk-produk lokal Indonesia. Melalui area pameran UMKM, Pertamina menghadirkan sepuluh pelaku usaha binaan yang siap memperkenalkan karya terbaik mereka kepada ribuan pengunjung, termasuk wisatawan mancanegara.
Salah satunya adalah Nutsafir, produsen kue kering berbasis biji-bijian khas Lombok yang dikelola Sayuk Wibawati. Sejak berdiri pada 2012 sebagai usaha rumahan, kini Nutsafir telah berkembang dengan 16 karyawan dan kapasitas produksi mencapai 50 kilogram per hari. Berawal dari satu varian cookies kacang hijau, kini produk mereka telah merambah pasar nasional bahkan menembus ekspor ke Australia dan Selandia Baru.
“Kesempatan hadir di booth UMKM Pertamina di GP Mandalika sangat berharga. Event internasional ini membantu produk kami dikenal lebih luas, tidak hanya nasional tetapi juga global,” ujar Sayuk di Mataram, Rabu (1/10).
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari pendampingan Pertamina sejak 2021. Melalui UMK Academy dan partisipasi di berbagai pameran, termasuk Trade Expo Indonesia, Nutsafir mampu meningkatkan omzet, memperluas pasar, serta membuka lapangan kerja baru.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa dukungan terhadap UMKM dalam ajang internasional seperti Moto GP Indonesia merupakan strategi berkelanjutan.
“Selain mendukung sport tourism, kami ingin UMKM lokal mendapat ruang untuk memperluas pasar hingga ke mancanegara. Ajang internasional ini kami harapkan memberi multiplier effect bagi pariwisata, UMKM, hingga perekonomian daerah,” jelasnya.
Selain Nutsafir, Pertamina juga menghadirkan sembilan UMKM lain dari sektor kuliner, kerajinan, perhiasan, hingga fesyen khas Lombok. Kehadiran mereka diharapkan menjadi jembatan agar produk lokal semakin dikenal, sekaligus mendorong NTB tampil sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kreatif di level global. (E-3)


















































