Privy Bangun Kepercayaan Digital di Era AI

2 hours ago 1
Privy Bangun Kepercayaan Digital di Era AI Layanan Privy mencakup AI detection, liveness detection, biometrik, sistem anti-spoofing, serta tanda tangan digital terenkripsi yang mendukung end-to-end secure transactions.(Dok. Privy)

KECERDASAN buatan (AI) kini menjadi kekuatan besar yang mengubah lanskap bisnis global. McKinsey memperkirakan nilai ekonomi yang dapat dihasilkan AI mencapai US$4,4 triliun per tahun.

Namun, di balik peluang itu, muncul pula ancaman serius berupa deepfake, phishing berbasis AI, dan synthetic identity fraud yang semakin canggih dan sulit dideteksi. Situasi ini menuntut hadirnya solusi yang bukan hanya mengandalkan kecepatan, tetapi juga memastikan keamanan, kepercayaan, dan etika penggunaan teknologi.

Sebagai pionir penyedia identitas digital di Indonesia, Privy menjawab tantangan tersebut melalui teknologi komprehensif yang dirancang untuk melindungi identitas sekaligus memastikan keamanan transaksi. Layanan Privy mencakup AI detection, liveness detection, biometrik, sistem anti-spoofing, serta tanda tangan digital terenkripsi yang mendukung end-to-end secure transactions. Seluruh layanan ini memenuhi standar keamanan global, termasuk ISO 27001, ISO 27701, dan WebTrust for CA, yang menjamin perlindungan data dan transaksi di tingkat internasional.

Marshall Pribadi, CEO & Founder Privy, menegaskan bahwa perlindungan identitas digital kini menjadi prasyarat utama. "Kami percaya bahwa di era AI, kepercayaan digital bukan lagi sekadar kebutuhan tambahan, melainkan fondasi utama untuk semua bentuk transaksi elektronik," ujarnya pada diskusi bertajuk 'Digital Trust in the Age of AI: Protecting Indetities, Securing Transactions' yang digelar Privy, di Jakarta, Selasa (16/9). 

Privy bukan hanya berfokus pada teknologi, melainkan juga pada tata kelola ekosistem digital yang sehat dan etis. Sejak berdiri pada 2016, Privy menjadi Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) pertama di Indonesia yang berlisensi resmi dari Kementerian Kominfo. Privy juga menorehkan sejarah sebagai perusahaan identitas digital pertama di Asia Tenggara yang meraih status unicorn, menegaskan kepemimpinannya di pasar regional.

Nitin Mathur, COO Privy, menekankan pentingnya kepercayaan publik dalam transformasi digital. "Misi kami adalah membangun sistem yang tidak hanya efisien, tetapi juga memberikan rasa aman bagi individu dan bisnis ketika bertransaksi di ruang digital," jelasnya pada kesempatan yang sama.

Hingga saat ini, Privy telah memiliki lebih dari 45 juta pengguna terverifikasi dan dipercaya oleh lebih dari 2.600 institusi dari berbagai sektor, mulai dari perbankan, multifinance, asuransi, hingga perusahaan teknologi. Kepercayaan yang terus tumbuh ini menunjukkan peran Privy sebagai mitra penting dalam perjalanan transformasi digital di Indonesia.

Sebagai digital trust provider, Privy memposisikan diri sebagai penghubung antara individu, bisnis, dan pemerintah melalui identitas digital yang aman, cepat, dan patuh regulasi. Lebih dari itu, Privy juga menegaskan komitmen jangka panjangnya dalam membangun ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan mengedepankan etika dalam pemanfaatan AI serta inovasi yang selaras dengan kebutuhan masyarakat, Privy memastikan bahwa kepercayaan digital tetap menjadi fondasi utama dalam ekosistem ekonomi digital Indonesia. (Fal/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |