
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung menyebut cakupan layanan air perpipaan PAM Jaya naik siginifikan setelah ia menjabat selama lebih dari setengah tahun belakangan.
Saat ini, cakupan layanan air yang dikelola PAM Jaya mencapai 74,24%. Saat Pramono mulai memimpin Jakarta pada Februari lalu, cakupan layanan air bersih di Jakarta sekitar 69%.
Sementara itu, ketika swastanisasi air dihentikan pada awal tahun 2023 dan PAM Jaya mulai mengendalikan pelayanan air sepenuhnya, cakupan layanannya masih mencapai 65,85%.
"Tahun ini, sekarang ini sudah, sejak 7 bulan saya menjabat, sudah ada peningkatan 5%, dan saya berharap tahun ini sampai dengan akhir 2025 ini bisa sekitar 80%," kata Pramono dikutip, Rabu (24/9).
Pramono menjelaskan, daerah yang menjadi perhatian khusus Pemprov DKI dalam pemenuhan layanan air PAM berada di pesisir Jakarta. Wilayah tersebut saat ini mengalami krisis air bersih.
"Salah satu problem yang cukup harus mendapatkan perhatian adalah di Tanjung Priok ini, di Cilincing ini, di Rorotan ini. Salah satu problem utamanya adalah air bersih. Tetapi saya akan bekerja keras. Mudah-mudahan pada 2029 seluruh warga Jakarta 100% sudah menerima air bersih," urai Pramono.
Berkenaan dengan target pemenuhan layanan 100% di 2029, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengaku BUMD DKI bidang pelayanan air ini memiliki banyak tantangan untuk mewujudkan tuntutan pemenuhan cakupan layanan air.
Tantangan terbesar PAM Jaya masih terkait penyediaan air baku. Bendungan Karian yang dijanjikan Kementerian PU hingga kini belum bisa berkontribusi, sementara 85% pasokan air Jakarta masih dari luar wilayah, termasuk Jatiluhur.
“Tapi pesan Pak Gubernur jelas, jangan bergantung pada satu sumber. Kami cari alternatif, bahkan ke Banten,” ujar Arief, beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, usia jaringan pipa yang sudah menua juga menjadi pekerjaan berat. Sebanyak 70% pipa berusia 25-40 tahun, sebagian besar bukan food grade, rawan kebocoran, dan memicu tingginya non-revenue water (NRW). Kerugian akibat kebocoran diperkirakan mencapai Rp1 triliun per tahun.
Untuk menutup celah itu, PAM Jaya menyiapkan empat instalasi pengolahan air (IPA) baru di Semanan, Muara Karang, Condet, dan Kanal Banjir Barat 2. Teknologi water purifier juga diluncurkan agar air tetap layak minum meski melewati pipa lama. “Air perpipaan PAM hanya Rp1 per liter, sangat murah dibanding air kemasan. Kami ingin masyarakat beralih,” tandasnya. (Far/P-2)