
SEBUAH pesawat carteran Korean Air dijadwalkan berangkat dari Seoul menuju Amerika Serikat, Rabu (10/9). Pesawat itu untuk menjemput ratusan pekerja Korea Selatan yang ditahan dalam penggerebekan besar-besaran otoritas imigrasi AS.
Sebanyak 475 orang, termasuk ratusan warga Korea Selatan, ditangkap pekan lalu dalam operasi di lokasi pembangunan pabrik baterai Hyundai–LG di negara bagian Georgia. Pihak berwenang AS menyebutnya sebagai penggerebekan tunggal terbesar yang pernah dilakukan di bawah kebijakan keras Presiden Donald Trump terkait imigrasi.
Korean Air mengonfirmasi pesawat Boeing 747-8I dengan kapasitas lebih dari 350 penumpang akan lepas landas dari Seoul pada Rabu pukul 11.00 waktu setempat (02.00 GMT). Namun, jadwal penerbangan balik dari AS masih dalam pembahasan.
Kantor berita Yonhap melaporkan pesawat tersebut diperkirakan akan kembali ke Korea Selatan pada Kamis dini hari, membawa para pekerja yang ditahan.
Situasi Serius
Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Hyun, telah berangkat ke Washington, untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut. Ia menyebut penahanan massal tersebut sebagai “situasi serius” dan menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan para pekerja segera dipulangkan dalam kondisi sehat.
Cho juga menyampaikan ada kesepakatan awal dengan pihak AS agar para pekerja tidak dikenai sanksi, termasuk larangan masuk kembali selama lima tahun. “Negosiasi berjalan baik,” ujarnya sebelum keberangkatan.
Pabrik baterai di Georgia yang menjadi lokasi penggerebekan merupakan proyek investasi senilai US$4,3 miliar, hasil kerja sama Hyundai dan LG Energy Solution. Menurut sejumlah pakar, sebagian besar pekerja yang ditahan kemungkinan menggunakan visa yang tidak mengizinkan mereka melakukan pekerjaan konstruksi langsung di lapangan. (AFP/Z-2)