Pertukaran Mahasiswa Indonesia dan Jepang untuk Jawab Tantangan Ekonomi Sirkular

3 hours ago 2
Pertukaran Mahasiswa Indonesia dan Jepang untuk Jawab Tantangan Ekonomi Sirkular Program Building Entrepreneurial Mindset for Sustainable Technology and Society (BESTS).(MI/HO)

SEBAGAI bentuk komitmen menghadirkan pendidikan tinggi berstandar global, Sampoerna University menyelenggarakan program Building Entrepreneurial Mindset for Sustainable Technology and Society (BESTS). Program ini merupakan hasil kelanjutan kerja sama Sampoerna University dengan Institute of Science Tokyo, Jepang yang berlangsung mulai dari 24 Agustus hingga 9 September 2025 di Jakarta. 

Kegiatan tersebut mempertemukan 18 mahasiswa dari Sampoerna University, 14 mahasiswa dari Institute of Science Tokyo, juga dua mahasiswa internasional berkebangsaan Nigeria dan Afganistan dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).

Dean of Faculty of Engineering and Technology, Sampoerna University Farid Triawan menegaskan, “BESTS bukan hanya sekadar program pertukaran akademis. Program ini justru membentuk calon pemimpin masa depan yang mampu berpikir kritis, berinovasi secara berkelanjutan, dan berkolaborasi secara lintas budaya. Setelah program ini, kami berharap mahasiswa dapat menghadirkan solusi konkret yang dapat memajukan SDG (Sustainable Development Goals) untuk Indonesia maupun global.”

Terbagi dalam tiga tahap, program BESTS dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan dalam membangun solusi berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular sesuai pendekatan SDG yang dilansir PBB. 

Tahap pertama diadakan secara daring untuk membahas tentang SDG, budaya Jepang, serta cara Jepang berpartisipasi dalam ekonomi sirkular.

Setelahnya, tahap kedua diadakan di Jakarta dengan mahasiswa akan mengikuti langsung kegiatan selama 16 hari berturut-turut. 

Diawali dengan kuliah yang membahas tentang kebijakan lingkungan, inovasi energi bersih, serta keberlanjutan di industri farmasi, pengemasan, dan fesyen. Kemudian, dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke pusat pengelolaan sampah, SMESCO, Kebun Raya Bogor, Taman Safari Indonesia, Indonesia Stock Exchange, Monumen Nasional (Monas), hingga studi budaya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Mahasiswa juga berkesempatan mengikuti berbagai lokakarya tentang desain produk, pelaporan berkelanjutan (sustainability reporting), desain grafis, hingga branding. 

Puncak dari program ini adalah sesi presentasi ide bisnis sirkular di hadapan para juri. Sesi ini sekaligus menjadi ajang kolaborasi nyata antara Indonesia dan Jepang untuk melahirkan prototipe produk maupun layanan berkelanjutan di bidang energi bersih, pangan, pariwisata, mode, hingga pengelolaan limbah.

Prof Eri Ota dari Institute of Science Tokyo mengatakan, “Melalui BESTS, kami menghubungkan para pemuda cerdas dari Indonesia dan Jepang untuk mengatasi tantangan keberlanjutan bersama. Kemitraan ini mencerminkan semangat kolaborasi yang dibutuhkan untuk membangun masa depan yang benar-benar sirkular.”

Tahap terakhir dari program ini diadakan secara daring, dengan mahasiswa akan menulis esai untuk mendokumentasikan sekaligus merefleksikan prototipe bisnis yang telah dikembangkan. Termasuk, mengaitkannya dengan SDG nomor 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Head of Department of Industrial Engineering, Sampoerna University sekaligus salah satu tim penyelenggara BESTS A.A.N. Perwira Redi mengungkapkan apresiasinya terhadap para peserta dalam program ini. 

“Tujuan utama terselenggaranya program ini adalah menyaksikan para mahasiswa mentransformasi pembelajaran di kelas menjadi prototipe inovatif yang dapat membawa perubahan bagi masyarakat sekitar. Kreativitas dan semangat mereka terhadap keberlanjutan menginspirasi kita semua,” ujarnya.

Selanjutnya, program BESTS akan diadakan rutin setiap tahun. Melalui program ini, Sampoerna University berharap dapat memperkuat jejaring akademik internasional sekaligus melahirkan generasi muda yang mampu menerjemahkan prinsip ekonomi sirkular menjadi solusi nyata. Tidak hanya bagi Indonesia dan Jepang, tetapi juga untuk menjawab tantangan global menuju masyarakat lebih berkelanjutan. 

“Kami berharap dengan diadakannya program BESTS, kami bisa memberikan kesempatan kepada calon pemimpin masa depan untuk sama-sama menjawab tantangan global dengan daya pikir kritis, inovatif, dan juga tentunya relevan dengan budaya masing-masing negara. Sehingga, mereka bisa memberikan dampak positif dan berkelanjutan di lingkungan masyarakat sekitar hingga ke kancah global,” tutup Wira. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |