Pertempuran Lima Hari di Semarang Diperingati

3 weeks ago 23
Pertempuran Lima Hari di Semarang Diperingati Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menghadiri Peringatan Pertempuran Lima Hari di kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Selasa (14/10).(MI/Haryanto Mega)

PERTEMPURAN Lima Hari di Semarang merupakan salah satu tonggak sejarah perjuangan bangsa. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengajak seluruh masyarakat untuk terus menggelorakan semangat perjuangan dan pantang menyerah dalam membangun Indonesia.

Hal itu disampaikan Ahmad Luthfi saat menjadi inspektur upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Selasa (14/10). Hadir Sekda Jateng Sumarno, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, Forkopimda Jateng dan Kota Semarang, serta para veteran.

“Hari ini di seputaran Tugu Muda yang elok dan memesona, kita berkhidmat melaksanakan peringatan perjuangan monumental para pahlawan dan syuhada bangsa Indonesia, khususnya Semarang. Tempat ini memperkuat keyakinan kita bahwa Tuhan akan selalu memberikan bimbingan dan memenangkan kebaikan,” ujar Ahmad Luthfi.

Menurutnya, dr Kariadi dan kawan-kawan telah banyak memberikan teladan tentang pengabdian, pengorbanan, dan ke-Indonesiaan. Sebagai generasi penerus, masyarakat harus belajar menghargai arti kemerdekaan dan menghormati perjuangan para pahlawan secara tulus.

Gubernur juga mengajak masyarakat untuk mengenang setiap babak sejarah bangsa, serta mengadopsi nilai perjuangan dan kebersamaan dalam kerja dan karya sehari-hari. "Perjuangan tidak pernah ada kata usai. Hari ini kita menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dalam berbangsa dan bernegara,” imbuhnya.

Ia menjelaskan, Jawa Tengah yang terdiri dari 37 juta penduduk, 8.573 desa/kelurahan, dan 576 kecamatan dengan berbagai suku, ras, bahasa, serta potensi wilayah, merupakan kesatuan yang hidup dalam semangat gotong royong. Semangat itu, kata dia, menjadi nyawa Jawa Tengah yang membuat provinsi ini tetap gemah ripah loh jinawi, tata tentrem, kerta raharja.

“Kebanggaan saya adalah ketika kita semua mengambil peran terbaik dan bergotong royong mengatasi berbagai persoalan bangsa. Ringan sama dijinjing berat sama dipikul, barji bar beh, mati siji mati kabeh, bangkit satu bangkit semua, senang satu senang semua, susah satu susah semua. Itu nyawanya Jawa Tengah,” tegasnya.

Ahmad Luthfi juga berpesan agar masyarakat terus berkreasi, berinovasi, dan menjunjung tinggi integritas. “Dari Kota Semarang dan Jawa Tengah, sebagai basis perjuangan kemerdekaan dan sumber peradaban yang sarat kearifan lokal, kita gelorakan semangat perjuangan untuk membangun Indonesia,” pungkasnya.

Rangkaian upacara diawali pembacaan nukilan sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang oleh St Sukirno. Kisah itu menggambarkan perjuangan masyarakat Semarang yang pada 14–18 Oktober 1945 bertempur melawan tentara Jepang yang mengganggu perayaan kemerdekaan.

Sejarah tersebut juga dihadirkan dalam pertunjukan kolosal oleh Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus Semarang, yang menjadi puncak peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. (E-2). 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |