
PURNOMO Yusgiantoro Center (PYC) bekerja sama dengan University of Waterloo asal Kanada untuk meluncurkan Center of Excellence for Climate Finance Policy Research, Education, and Training atau “RECLICKS” untuk memperkuat kerangka kebijakan pembiayaan iklim di Indonesia.
“Kami lebih ke arah kebijakan pembiayaan iklim, bagaimana pembiayaan itu bisa mendorong energi terbarukan di Indonesia,” kata Ketua Umum PYC Filda Citra Yusgiantoro ketika ditemui dalam peluncuran RECLICKS di Jakarta, Jumat (22/8).
Kerja sama dengan University of Waterloo itu berada dalam FINCAPES Project yang didanai oleh Pemerintah Kanada. Melalui kerja sama itu, Filda mengatakan PYC berharap dapat berlangsung pertukaran ilmu dan informasi antara Indonesia dengan Kanada ihwal transisi energi.
Terlebih, lanjut dia, terdapat kesamaan antara Indonesia dengan Kanada, misalkan di bidang banyaknya sumber energi fosil dan ambisi mengurangi emisi karbon dari sektor energi.
“Jadi ini kami harapkan ada 'transfer knowledge' yang berarti antara Indonesia dengan Kanada melalui institusi ini,” kata Filda.
Filda juga menegaskan bahwa kerja sama di bidang riset tersebut bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah melalui kajian mengenai strategi pembiayaan iklim, khususnya dalam mempercepat transisi energi hijau dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission Indonesia.
Sementara itu, Project Director FINCAPES Bill Duggan mengatakan respons yang efektif dan berkelanjutan terhadap emisi karbon sangat penting, khususnya bagi komunitas rentan yang ada di Indonesia maupun global.
“FINCAPES bersama PYC mendukung Indonesia beralih ke ekonomi rendah karbon sehingga menjadi lebih berkelanjutan,” katanya.
Pada kesempatan itu, hadir pula Duta Besar Kanada untuk Indonesia Jess Dutton. Dutton mengatakan kolaborasi tersebut sebagai langkah penting untuk menghadapi isu krisis iklim yang menjadi isu global saat ini.
Kerja sama riset tersebut, menurut dia, merupakan bentuk komitmen bersama Indonesia dan Kanada dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. “Kami (Kanada) berinvestasi lebih dari 450 juta dolar AS di sektor transisi energi Indonesia. Jadi, kami akan terus mendukung transisi energi di Indonesia,” ujar dia.
Sementara itu, Penasihat Presiden Bidang Energi Purnomo Yusgiantoro mendorong partisipasi internasional dan dunia usaha dalam upaya menurunkan emisi karbon di Indonesia.
"Dengan dorongan pemerintah dan partisipasi dunia usaha, kita bisa menurunkan emisi karbon hingga 30 persen pada 2030, tetapi kalau ada dukungan luar negeri maka penurunan emisi karbon bisa sampai 40 persen bahkan lebih. Jadi dukungan luar negeri sangat penting," kata Purnomo. (Ant/H-2)