Tim voli putri Indonesia(Dok: NOC Indonesia)
TIM voli putri Indonesia menorehkan capaian bersejarah dalam Asian Youth Games (AYG) 2025 di Bahrain dengan meraih medali perak. Dalam partai final yang berlangsung dramatis hingga lima set, skuad muda Merah Putih harus mengakui keunggulan Iran dengan skor tipis 2–3.
Pelatih Indonesia, Marcos Sugiyama, mengaku bangga atas perjuangan para pemain yang dinilainya tampil di luar dugaan. “Kami bangga bisa sampai di titik ini. Para pemain tampil luar biasa dan memberi permainan yang berarti bagi lawan-lawan mereka,” ujar Marcos dalam keterangannya.
Langkah Indonesia menuju final dipenuhi kisah inspiratif. Sejak fase penyisihan di Pool C, tim yang diperkuat deretan pemain muda tampil solid. Indonesia meraih kemenangan walkout atas Kazakhstan yang tidak hadir ke lapangan, sebelum menundukkan Chinese Taipei dengan skor 3–1.
Di babak classification 1st–8th, Syelomitha dan kawan-kawan tampil meyakinkan dengan menaklukkan Qatar 3–0. Meski sempat tumbang dari Iran 0–3 pada laga berikutnya, kekalahan tersebut justru menjadi titik balik kebangkitan mereka. Momentum positif itu berlanjut di perempat final. Indonesia bermain dominan dan menyingkirkan Tiongkok 3–0, lalu melaju ke final usai mengalahkan Thailand dengan skor serupa di semifinal.
Pertarungan perebutan emas menghadirkan duel klasik antara dua rival kuat Asia. Set pertama dimenangkan Iran 28–26, sebelum Indonesia membalik keadaan melalui dua set berikutnya dengan skor 25–20 dan 25–18. Namun, Iran berhasil menyamakan kedudukan 25–17 di set keempat dan memastikan kemenangan lewat laga ketat di set penentuan 16–14. Meski gagal membawa pulang emas, torehan perak ini sudah melebihi target yang ditetapkan tim.
“Penampilan mereka sangat cerdas dan solid. Kami memang sempat kehilangan momentum di beberapa momen penting, terutama di tie break, tapi secara keseluruhan perkembangan tim ini luar biasa,” ucap Marcos.
“Tim pelatih bekerja keras membangun fondasi kuat bagi generasi muda ini. Saya yakin para pemain ini memiliki talenta besar dan akan menjadi tulang punggung tim senior Indonesia di masa depan,” lanjutnya.
Pelatih asal Jepang yang baru menangani tim sejak Mei 2025 itu menilai karakter permainan tim muda Indonesia mulai terbentuk dengan jelas.
“Saya melihat voli Indonesia mulai memiliki identitas permainan sendiri, mirip dengan gaya Jepang tapi dengan karakter khas Indonesia. Tantangannya kini adalah menjaga disiplin dan konsistensi,” tutur Marcos.(M-2)


















































