Perhatikan Kondisi Finansial Pasangan Sebelum Katakan 'Yes, I Do'

3 hours ago 1

SAAT dua individu dipersatukan dalam ikatan suci yang sakral yaitu pernikahan, keduanya bersatu dalam ikatan emosional, dan juga finansial. Bagi yang melek teknologi dan informasi, memahami kondisi keuangan pasangan sebelum menikah sangat penting untuk memastikan kestabilan keuangan rumah tangga di masa depan. 

Salah satu aspek krusial yang sering terlewatkan adalah memeriksa skor kredit pasangan. Apakah pasangan 'gila kredit' atau tidak? Dalam upaya mencegah perceraian terjadi, penting untuk mengecek kapasitas finansial pasangan melalui skor kredit.

Si A, seorang pria, baru sadar hal itu. Riwayat kreditnya pada aplikasi SkorKu hanya 400. Si A pun diultimatum pasangannya, B. Sedangkan B, 800. Ini saling bertolak belakang. 

Secara teknis skor kredit individu tidak langsung memengaruhi skor kredit pasangan. Namun, jika salah satu pasangan memiliki skor kredit rendah, pengajuan kredit bersama seperti untuk KPR atau pinjaman lainnya berisiko menghadapi penolakan. Kalaupun pengajuan pinjaman disetujui, bunga yang didapatkan biasanya akan lebih tinggi dari orang lain dengan skor kredit yang baik.

''Cewek kan enggak mau dengan cowok yang nggak modal. Cowok juga nggak mau dong istrinya nanti jadi beban,'' demikian kira-kira pendapat orangtua si B.

Lalu, memangnya setelah menikah mau ngontrak terus? Mau naik angkutan umum terus? Bagaimana pendidikan anak-anak?

Rumah, kendaraan, dan biaya pendidikan, adalah yang umum biasanya diperoleh melalui kredit. Jika kebiasaan finansial buruk, peluang untuk mendapatkan kredit yang didambakan akan kecil.

Menurut Catatan Pengadilan Agama, masalah ekonomi menjadi penyebab perceraian terbanyak kedua di Indonesia. Ada beberapa faktor ekonomi, salah satunya yaitu hutang yang menumpuk. 

MANFAAT SKOR KREDIT
Salah satu faktor utama yang dipertimbangkan oleh bank atau lembaga finansial saat menyetujui pinjaman adalah skor kredit. Skor ini mencerminkan riwayat keuangan dan kebiasaan pembayaran debitur dalam melunasi utang sebelumnya. 

Jika skor kredit buruk, kata Head of Consumer Business SkorKu Nova Asteria kepada <i>Media Indonesia<p> beberapa waktu lalu, kemungkinan besar pengajuan pinjaman akan ditolak atau dikenakan bunga lebih tinggi. 

Selain itu, lewat aplikasi SkorKu, kita bisa pantau skor kredit dan mengetahui apakah data kita dipakai orang lain. ''Dipakai apa nggak ya? Kita mengetahui posisi dan reputasi kredit kita setelah masa peminjaman. Itu yang pertama,'' tambah Nora.

Untuk deteksi awal fraud atau scam, aplikasi SkorKu bisa jadi acuan. ''Jadi kita aware dulu nih deteksi awal, daripada udah ditagih, baru kita aware,'' imbuh Nora.

Skor kredit dijadikan dokumen sebagai syarat melamar kerja. Faktanya, memang ada beberapa perusahaan yang menggunakan laporan kredit untuk memverifikasi identitas, termasuk latar belakang dan pendidikan. 
Karyawan yang terjerat pinjol, bisa menciptakan lingkungan kerja yang tidak produktif dan probabilitas absen jadi lebih tinggi. Yang ujungnya akan merugikan perusahaan di suatu hari nanti. 

UNTUK USIA PRODUKTIF
Untuk membantu masyarakat memahami, memantau skor kredit mereka, Credit Bureau Indonesia (CBI), Rabu (27/8), resmi meluncurkan aplikasi selular SkorKu. Aplikasi ini tersedia di Google PlayStore. Tujuan dari aplikasi ini adalah agar individu bisa mengetahui kemampuan finansialnya secara kredit.

Target utama pengguna skorku adalah usia produktif, 25-45 tahun. Mereka ini masih merencanakan masa depan mereka. Kalau 45 ke atas, ekspektasinya, edukasi anak, anaknya mau kuliah. ''Meminjam itu kan tidak selalu buruk. Itu kan jadinya menjaga cashflow kita. Jadi, kita tidak usah kosongin tabungan untuk beli mobil, misalnya. Nanti untuk keperluan darurat, bagaimana jika dana daruratnya tidak ada,'' jelas Nora lebih lanjut.

Hingga saat ini, SkorKu telah didownload 50 ribu kali. Lebih dari 90% yang download dipastikan langsung menggunakan aplikasinya. 

Terkait keamanan data, menurut Nora, sebenarnya CBI sudah mengikuti semua regulasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan). ''Dari segi individu, saat kita mau login, harus pakai password kan. Terus harus pakai pin lagi. Kalau untuk yang baru login, ada kiriman OTP lagi,'' ujar Nora memastikan CBI menjaga confidentiality data dari user semaksimal mungkin. 

CBI bermula dari KBIJ, Kredit Biro Indonesia Jaya. Kemudian di-branding jadi CBI. Klien CBI, selain individu juga UMK seperti CV dan sejenisnya. ''CBI tidak menawarkan kredit, tetapi menyediakan datanya seseorang. Bagaimana reputasi kreditnya? Bagus tidak? Layak kah mendapat kredit?,'' imbuh Nora. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |