Perbedaan Alergi dengan Keracunan Makanan

1 month ago 28
Perbedaan Alergi dengan Keracunan Makanan Ilustrasi keracunan makanan.(Dok. Freepik)

KETUA Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Terapi Intensif Anak (UKK ETIA) IDAI, Dr Yogi Prawira menjelaskan terdapat perbedaan antara alergi dan keracunan makanan.

Perbedaan antara keracunan makanan dengan alergi makanan, bisa dilihat penyebabnya yang tentu berbeda. keracunan bisa terjadi sesudah mengonsumsi makanan-minuman yang terkontaminasi.

“Keracunan itu sesudah mengonsumsi makanan minuman yang terkontaminasi yang bisa menyerang siapa saja. Jadi siapapun individu yang mengonsumsi makanan-minuman tercemar sehingga kalau penyediaan makanan-minuman ini secara massal, maka yang terkena juga pasti massal,” kata Yogi dalam konferensi pers secara daring Kemarin (25/9).

Keracunan makanan biasanya muncul dalam beberapa jam hingga 1-2 hari setelah konsumsi makanan yang tercemar.

Gejala utama dari keracunan sering kali dimulai dengan gejala saluran cerna, mual, muntah di area sakit perut, kadang juga gejala sistemik sampai demam dan sakit kepala.

Untuk keracunan, mekanismenya akibat infeksi atau toksin yang kemudian menyerang saluran cerna, anak atau individu yang tadi mengonsumsi makanan minuman yang terkontaminasi.

“Keracunan bisa menimbulkan kejadian luar biasa, karena satu sumber makanan itu bisa mencemari banyak orang,” ujar dia.

Sementara itu, alergi adalah reaksi sistem imun tubuh terhadap protein tertentu dalam makanan yang dinilai oleh tubuh individu tersebut berbahaya. Tapi pada individu lain yang tidak memiliki alergi itu dan dianggap aman-aman saja.

Alergi karena sifatnya sangat individual hanya akan mengenai individu tertentu, anak-anak tertentu yang memang sudah memiliki rewayat sensitivitas terhadap makanan atau protein tertentu.

“Alergi reaksinya terkadang bisa lebih cepat, hitungannya menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang dianggap sebagai pemicu,” ucapnya.

Gejala yang ditimbulkan dari alergi hanya bersifat lokal seperti gatal, bengkak bisa di daerah wajah, bibir, kelopak mata atau biduran atau urtikaria. Jika bengkak di jalan nafas maka bisa timbul sesak, gangguan oksigenasi sampai penurunan kesadaran yang sangat fatal.

“Alergi itu tidak menular, hanya individu tertentu yang memang sudah punya riwayat sensitif setelah ada protein tertentu yang akan menimbulkan reaksi,” pungkasnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |