Perang Dunia III dengan Bom Nuklir Mengancam

4 weeks ago 22
Perang Dunia III dengan Bom Nuklir Mengancam (MI)

MUNGKIN banyak yang tidak menyadari belakangan ini dunia sebenarnya berada di ambang perang besar, yaitu Perang Dunia III. Kalau itu terjadi, dampaknya terhadap kehancuran dunia dan peradaban tidak terbayangkan.  

"Perang nuklir bisa jadi indikasi awal kiamat di Bumi? Kalangan agamawan ada yang mengatakan, dalam Kitab Suci agama-agama langit disebutkan bahwa kiamat akan dimulai setelah 80% penduduk Bumi lenyap. Belakangan ini tanda-tanda itu sudah tergambar, jika terjadi perang antarnegara menggunakan bom nuklir," tutur Dian Wirengjurit, mantan Duta Besar RI untuk Iran, penulis buku tentang nuklir dan geopolitik, dalam keterangan resmi, Selasa (7/10).

Bom Little Boy dan Fat Man yang dijatuhkan masing-masing di Hiroshima pada 6 Agustus dan Nagasaki 9 Agustus 1945 dengan kekuatan 15 kiloton menimbulkan korban lebih dari 140 ribu tewas akibat ledakan, panas, radiasi dan hancurnya bangunan, serta ratusan ribu lain yang luka-luka dan cidera permanen. Ingatan kengerian saat 
itu masih membekas di kalangan warga Jepang. 

Saat ini bom nuklir berkekuatan antara 100-500 kiloton, sehingga tak terbayangkan kerusakan yang ditimbulkannya kalau digunakan. Negara mana saja yang memiliki bom nuklir? Data awal 2025 menyebutkan ada lebih dari 12 ribu hulu ledak nuklir, 10 ribu di antaranya dimiliki AS dan Rusia, Tiongkok, Prancis, Inggris, India, Pakistan, Israel, Korea Utara. 

Di antara pemimpin negara-negara tersebut kita ketahui cenderung berperangai kurang beradab. Bagaimana kalau di antara mereka terpicu meluncurkan bom nuklir dan lainnya sebagai unjuk kekuatan? 

"Indikasinya yaitu Perang Rusia-Ukraina (2022-kini), India-Pakistan (7-10 Mei 2025), uji coba rudal Korea Utara yang mampu membawa hulu ledak nuklir (Januari 2025), latihan militer besar-besaran Tiongkok (Channel Thunder) dan AS (Talisman Saber), keduanya pada 2025, serta terakhir perang Iran-Israel (10-22 Juni 2025). Itu semua mencerminkan fenomena tentunya mengkhawatirkan, yaitu ada keterlibatan langsung atau tidak langsung negara-negara pemilik senjata nuklir de jure maupun de facto," papar Dian. 

Hal itu diulas Dian dalam acara yang digelar Institut Peradaban, lembaga kajian isu-isu strategis terkait peradaban yang didirikan oleh Prof. Jimly Asshiddiqie dan Prof. Salim Said bersama sejumlah perwira tinggi TNI/Polri, Senin (6/10), di Jakarta.  Para penanggap ialah Makarim Wibisono, Jaya Suprana, dan Laksdya TNI Purn Amarulla Octavian. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |