
PENGGALIAN situs pemakaman massal tak bertanda dimulai, Senin (14/7), di Tuam, Irlandia barat. Lokasi tersebut diyakini menyimpan jasad ratusan bayi dan anak-anak yang pernah tinggal di bekas panti ibu dan anak yang dikelola Gereja Katolik.
Proses investigasi yang direncanakan berlangsung selama dua tahun ini melibatkan tim ahli forensik dari Irlandia, Kolombia, Spanyol, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat. Ini menjadi langkah lanjut setelah temuan mengejutkan sejarawan amatir pada 2014 yang mengungkap bukti keberadaan kuburan massal di lokasi tersebut.
Bekas Panti yang Menyimpan Luka Sejarah
Antara tahun 1925 dan 1961, sekelompok biarawati Katolik menjalankan lembaga yang dikenal sebagai mother and baby home—tempat penampungan bagi perempuan yang hamil di luar nikah dan dikucilkan keluarga mereka. Setelah melahirkan, banyak anak-anak mereka diadopsi, dalam sistem yang melibatkan kerja sama erat antara gereja dan negara.
Pada 2016–2017, penggalian awal menemukan jasad bayi dalam jumlah besar di sebuah tangki septik bawah tanah yang tidak lagi digunakan. Lokasi itu kini menjadi bagian dari kompleks perumahan.
Institusi seperti ini tersebar di seluruh Irlandia, dengan sebagian masih beroperasi hingga 1998. Penyelidikan nasional yang berlangsung enam tahun menunjukkan sekitar 56.000 perempuan dan 57.000 anak melewati 18 panti serupa dalam kurun 76 tahun. Sekitar 9.000 anak dilaporkan meninggal selama berada di institusi-institusi tersebut.
Catatan resmi menunjukkan 796 bayi dan anak kecil meninggal di panti Tuam selama operasinya, sebagian besar karena penyakit seperti TBC, kejang, campak, dan batuk rejan. Diyakini, banyak dari mereka dimakamkan secara massal di dalam tangki septik.
Seruan Keadilan Setelah Puluhan Tahun
“Anak-anak ini tak pernah mendapatkan hak asasi selama hidup mereka, begitu pula para ibunya,” kata Anna Corrigan, yang dua saudaranya diduga menjadi korban di Tuam. “Mereka bahkan tidak diberi penghormatan yang layak saat meninggal.”
Sejarawan lokal Catherine Corless menjadi tokoh penting dalam mengungkap skandal ini. Ia menyusun dokumen resmi kematian 796 anak dan meyakini jasad mereka dibuang ke dalam tangki septik yang ditemukan pada 1975.
“Ketika saya memulai ini, tak ada yang mau mendengarkan. Tapi akhirnya, ketidakadilan itu mulai dikoreksi,” ujar Corless kepada AFP.
Langkah Forensik dan Identifikasi
Kantor Direktur Intervensi Resmi (ODAIT) akan memimpin proses penggalian. Direktur ODAIT, Daniel MacSweeney, menyatakan tim akan melakukan ekskavasi, analisis, identifikasi jika memungkinkan, dan pemakaman ulang dengan layak.
Sebanyak 30 sampel DNA dari kerabat korban telah dikumpulkan, dan proses ini akan diperluas dalam beberapa bulan ke depan. Area penggalian kini telah dipagari setinggi 2,4 meter dan dijaga ketat selama 24 jam penuh untuk menjaga integritas forensik.
Corless berharap para korban dapat dimakamkan secara layak, “Berikan mereka pemakaman Kristen yang pantas, yang dulu tidak pernah mereka dapatkan,” katanya. (AFP/Z-2)