Ilustrasi(ANTARA/FAKHRI HERMANSYAH)
INDONESIA Food Security Review (IFSR) meluncurkan situs Review MBG berbasis publik yang memfasilitasi siswa, orangtua, hingga masyarakat, untuk memberi ulasan terkait menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Review MBG punya tujuan agar para penerima manfaat MBG, baik anak-anak murid, guru, kemudian orangtua, yang merasakan dan melihat menunya, juga bisa memberikan feedback (ulasan) baik yang buruk atau baik.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an, mengapresiasi munculnya situs review MBG tersebut. Menurutnya, situs tersebut merupakan bagian dari upaya partisipasi publik terhadap program MBG. Setidaknya infomasi soal MBG tidak kemudian soal keracunan saja yang muncul dan ramai dibicarakan, tapi juga soal partisipasi warga yang mendorong agar MBG bisa terlaksana dengan baik, sepertinya adanya situs tersebut.
“Ya tentu situs review MBG ini bagus dan manfaat, ini bagian dari partisipasi publik untuk mengawal dan menjaga supaya program MBG bisa berjalan dan terlaksana dengan baik. Jadi informasi soal yang positif soal MBG juga perlu muncul, bukan yang negatif saja,” kata Ali, Kamis (2/10).
Ali mengungkapkan bahwa program MBG ini program besar yang menjangkau puluhan juta siswa di Indonesia, sehingga partisipasi aktif publik sangat diperlukan. Apalagi salah satu tujuan MBG ini adalah untuk mengurangi angka stanting di Indonesia yang masih sangat tinggi, termasuk sebagai upaya membangunan pondasi SDM Indonesia yang unggul dan kompetitif.
Ali kemudian merujuk pada data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang mencatat prevalensi stunting masih 19,8%. Human Capital Index (HCI) Indonesia pun hanya 0,54, menandakan anak Indonesia baru akan mencapai 54% potensi produktivitasnya saat dewasa.
“Partisipasi publik untuk kesuksesan program MBG ini penting, sebab MBG kan salah satu fungsinya untuk mengurangi stunting di Indonesia. Bayangkan, dampak stunting ini nyata: penurunan IQ, produktivitas rendah, dan ancaman terhadap bonus demografi. Kalau kita goyah dalam program gizi seperti MBG, kita akan rugi besar di masa depan,” terang Ali.
Selain itu, Ali melanjutkan bahwa MBG merupakan janji politik Prabowo saat Pilpres 2024 dan menjadi strategi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.
“Dalam pengamatan saya, MBG ini bukan sekadar kebijakan teknokratik, melainkan mandat politik dari rakyat. Kalau ada masalah, solusinya harus ditemukan segera agar program tetap berjalan sesuai target dan sesuai yang diharapkan,” katanya.(H-2)


















































