
DIREKTUR Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai perombakan kabinet (reshuffle) seharusnya bisa diarahkan untuk menghadirkan menteri-menteri yang benar-benar bekerja keras demi kepentingan rakyat, bukan sekadar mengejar jabatan, gaji, dan tunjangan. Ia berharap, keputusan Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle dapat mengarah pada kebijakan yang lebih baik.
“Harusnya lebih baik. Reshuffle ini harus memberikan harapan kepada kita, dengan menghadirkan menteri yang mau susah dan menderita demi rakyat, bukan hanya bekerja karena soal gaji dan tunjangan,” kata Pangi kepada Media Indonesia, Senin (8/9).
Menurutnya, kinerja menteri mesti diukur dari komitmen terhadap program yang pro-rakyat. Ia menegaskan, tidak ada alasan mempertahankan menteri yang abai terhadap suara rakyat.
"Copot menteri yang tidak pernah berbicara membela rakyat,” ujarnya.
Pangi menilai reshuffle kali ini tidak boleh sebatas memperkuat basis politik, melainkan harus berfokus pada basis program.
“Komposisi menteri harus benar-benar membahagiakan hati rakyat, pro rakyat kebijakannya, dan sikapnya harus royal membela kepentingan masyarakat,” katanya.
Ia juga menyinggung Menteri Keuangan yang dianggap terlalu lama menjabat. Menurutnya, kondisi itu dapat merusak agenda kesejahteraan rakyat karena lebih condong pada kepentingan pejabat ketimbang masyarakat luas.
“Dalam sistem yang sehat, tidak boleh ada pejabat yang terlalu lama menjabat. Harus ada regulasi pembatasan masa jabatan supaya tidak menimbulkan konsentrasi kekuasaan dan kekayaan yang tidak sehat, sampai kaya tujuh turunan,” tegasnya.
Ia menekankan, reshuffle seharusnya menjadi momentum perbaikan tata kelola pemerintahan, sekaligus meneguhkan komitmen kabinet dalam menjalankan agenda kerakyatan.
“Rakyat menunggu menteri yang bekerja keras dan berpikir serius untuk kepentingan mereka,” pungkasnya. (H-4)