Pengamat: HUT ke-80 TNI Jangan Hanya Seremoni tetapi Momentum Becermin

2 months ago 40
 HUT ke-80 TNI Jangan Hanya Seremoni tetapi Momentum Becermin Personel TNI dari satuan Polisi Militer (PM) mengikuti Apel Gelar Kesiapan Pengawalan Lalu Lintas dan Pengendalian Parkir (Waldallakir) di Lapangan Monas, Jakarta, Senin (22/9/2025).(MI/ Usman Iskandar)

PENGAMAT militer sekaligus Kepala Laboratorium Indonesia 2045 (Lab 45), Jaleswari Pramodhawardani menyebut HUT ke-80 TNI menjadi momentum refleksi, bukan sekadar seremoni. Ia menyoroti delapan dekade TNI masih menyisakan persoalan serius seperti kasus kekerasan terhadap warga sipil.

Jaleswari mengatakan evaluasi internal mutlak diperlukan untuk memastikan bagaimana TNI meneguhkan orientasi pertahanan negara, menahan diri dari ranah sipil, serta memperkuat transformasi menghadapi ancaman baru seperti siber dan disinformasi.

"Dengan begitu, TNI tidak hanya kuat secara alutsista, tetapi juga kokoh secara moral, tentara rakyat yang melindungi, bukan menakuti," kata Jaleswari kepada Media Indonesia, Sabtu (4/10).

Jaleswari mengungkapkan HUT ke-80 TNI bukan hanya soal usia panjang, tapi bagaimana keberanian TNI becermin. Ia mempertanyakan apakah TNI benar-benar menjadi tentara profesional yang dicintai rakyatnya.

Ia mengatakan TNI perlu menegaskan diri dan fokus pada pertahanan negara, bukan ranah sipil. TNI juga harus kuat secara alutsista sekaligus kokoh secara moral. "Hanya dengan refleksi seperti itu, TNI bisa terus relevan sebagai tentara rakyat yang hadir melindungi, bukan menakuti. Di usia 80 tahun, TNI harus berani bercermin: kuat di medan perang, disiplin di medan moral, dan tetap dicintai rakyat yang dilindunginya," katanya. (M-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |