Penemuan Fosil di Isle of Skye Tunjukkan Bagaimana Kadal Berevolusi Menjadi Ular

1 month ago 27
Penemuan Fosil di Isle of Skye Tunjukkan Bagaimana Kadal Berevolusi Menjadi Ular Asal-usul ular telah lama menjadi misteri besar dalam dunia sains.(Dok. National Museums Scotland © Brennan Stokkermans)

ASAL-usul ular telah lama menjadi misteri besar dalam dunia sains. Bagaimana makhluk tanpa kaki ini berevolusi dari nenek moyang kadal berkaki empat masih menjadi perdebatan panjang, terutama karena fosil yang lengkap sangat jarang ditemukan. 

Namun, penemuan fosil berusia 167 juta tahun di Isle of Skye, Skotlandia, memberikan petunjuk penting untuk memahami evolusi reptil. Fosil tersebut menunjukkan makhluk yang merupakan perpaduan antara kadal dan ular, seolah menjadi mata rantai hilang dalam sejarah panjang kehidupan di Bumi.

Spesies baru ini dinamai “Breugnathair elgolensis,” atau “ular palsu dari Elgol,” merujuk pada lokasi penemuannya. Fosilnya menampilkan kombinasi anatomi yang unik: tubuh berkaki seperti kadal, tetapi rahang panjang dan gigi melengkung ke belakang seperti ular piton. 

Ciri tersebut menunjukkan bahwa hewan ini adalah predator aktif yang mampu memangsa kadal kecil, mamalia awal, bahkan bayi dinosaurus. Panjang tubuhnya sekitar 40cm, dan analisis fosil memperkirakan ia hidup hingga sembilan tahun sebelum akhirnya mati dan tertimbun di dasar laguna purba Isle of Skye.

Penelitian dilakukan oleh tim gabungan dari American Museum of Natural History dan University College London. Melalui teknologi pemindaian CT, sinar-X, serta rekonstruksi digital tiga dimensi, para ilmuwan berhasil mengungkap detail anatomi Breugnathair dengan presisi tinggi. 

Hasilnya menunjukkan bahwa spesies ini termasuk dalam keluarga baru bernama Parviraptoridae, kelompok reptil dari periode Jurassic yang sebelumnya hanya dikenal lewat fosil tak lengkap. Ciri-ciri fisik Breugnathair menggambarkan anatomi mosaik, yakni perpaduan antara sifat primitif dan modern. 

Ia masih memiliki kaki dan lubang parietal di tengkorak, bagian tubuh kadal yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuh. Namun, tulang belakangnya sudah memperlihatkan fleksibilitas dan struktur yang memungkinkan gerakan melata seperti ular. Rahangnya pun berkembang dengan sistem engsel lentur dan gigi melengkung ke belakang untuk menahan mangsa, menyerupai mekanisme makan ular modern.

Temuan ini menantang teori lama yang menyebut ular berevolusi dari kadal bawah tanah yang kehilangan kaki karena adaptasi terhadap kehidupan menggali. Sebaliknya, Breugnathair menunjukkan bahwa nenek moyang ular mungkin berasal dari predator aktif yang hidup di permukaan, seperti biawak, bukan dari kadal penggali.

Meski begitu, posisi evolusi Breugnathair masih diperdebatkan. Sebagian ahli menilainya sebagai leluhur awal ular. Sementara itu, lainnya menganggap kemiripannya dengan ular modern adalah hasil evolusi konvergen, proses ketika dua spesies berbeda mengembangkan bentuk serupa karena tekanan lingkungan yang sama.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature ini memperkuat pandangan bahwa evolusi tidak berjalan dalam satu jalur tunggal. Alam bereksperimen dengan berbagai bentuk kehidupan, dan hanya sebagian yang bertahan. 

Breugnathair mungkin merupakan salah satu percobaan evolusi yang tidak berlanjut. Namun, keberadaannya memberi gambaran penting tentang bagaimana reptil berevolusi menuju bentuk ular modern. Seperti dikatakan Susan Evans dari University College London, penemuan ini ibarat menemukan potongan penting dari teka-teki besar evolusi yang selama ini hilang. (BBC/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |