Ilustrasi(Freepik.com)
STUDI yang dipimpin oleh Rosemari Otton dari Program Pascasarjana Interdisipliner dalam Ilmu Kesehatan di Cruzeiro do Sul University di São Paulo, Brasil telah menghabiskan lebih dari 15 tahun untuk memeriksa manfaat teh hijau untuk penurunan berat badan secara ilmiah.
Untuk menyelidiki efek teh hijau pada penurunan berat badan ini, tim peneliti menggunakan tikus sebagai hewan yang diuji coba dengan memberikannya makanan sehingga berat badannya berlebih. Setelah itu mereka diberikan ekstrak teh hijau standar dengan dosis 500 mg per kilogram berat badan.
Hasilnya, menurut para peneliti, tidak semua teh hijau komersial memenuhi standar kualitas yang diperlukan. “Kantong teh jadi tidak selalu menjamin kuantitas atau kualitas senyawa. Ideal untuk dikonsumsi adalah dengan menggunakan ekstrak teh hijau standar, seperti yang ditemukan di apotek bersama. Ini adalah cara terkonsentrasi untuk menggunakan tanaman, dengan jaminan flavonoid, yang merupakan senyawa kesehatan di pabrik teh hijau,” kata Ottton.
Hal yang menarik, suhu udara juga menjadi hal yang memengaruhi efektivitas dari penurunan berat badan. Di mana dalam kondisi dingin, penurunan berat badan tikus lebih banyak dibandingkan kondisi suhu udara normal.
“Dingin yang berlebihan mengaktifkan mekanisme untuk mengatur kompensasi dalam tubuh hewan, menyebabkan mereka menghabiskan lebih banyak energi untuk tetap hangat. Ini dapat menutupi efek nyata dari zat apa pun. Jika hewan berada dalam lingkungan yang lebih dingin, efek teh meningkat dengan aktivasi pengeluaran energi karena dingin. Tetapi dengan mempertahankan termoneutralitas, kita dapat melihat efek teh hijau dengan cara yang 'bersih', tanpa gangguan lingkungan,” jelasnya.
Meski demikian, menurut Otton, penelitiannya menunjukkan bukti bahwa penggunaan teh hijau tidak memengaruhi penurunan berat badan. (H-2)


















































