Ilustrasi(Antara)
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CoRE), Mohammad Faisal menyatakan bahwa rencana penebalan Bantuan Sosial (Bansos) yang akan diberikan kepada pemerintah kepada 30 juta Keluarga Penerima Manfaat tidak dapat menahan laju perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Kalau untuk menahan laju perlambatan pertumbuhan ekonomi, itu yang paling efektif memang meningkatkan produktivitasnya dan menyasar pada program-program yang bisa meningkatkan income dan menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi yang kelas menengah dan calon kelas menengah. Jadi bukan Bansos ya, karena Bansos itu kan (untuk) kalangan miskin," ucap Faisal saat dihubungi, Kamis (2/10).
Faisal menjelaskan, kontribusi kalangan miskin terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hanya berada di angka 17%. Oleh karenanya, penebalan Bansos bukan menjadi strategi yang tepat untuk menahan laju perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Apalagi kalau cuma menambah penebalannya itu cuma beberapa, jadi strateginya bukan Bansos. Bansos itu tadinya kan untuk sebetulnya lebih ke distribusi manfaat ekonomi bagi kalangan bawah, jadi meng-address masalah kemiskinan, masalah ketimpangan. Makanya (pemberian) Bansos itu kalau saya (lebih baik diberikan) pada tanggap darurat saja, dalam kondisi bencana atau kalangan masyarakat yang memang tidak bisa produktif karena difabel atau karena mungkin sudah lansia dan sebagainya atau masyarakat yang jauh misalnya dari akses dari yang remote area," sebutnya.
Untuk menahan laju perlambatan pertumbuhan ekonomi, Faisal menyarankan agar pemerintah memberikan program-program yang bersifat mendorong produktivitas dan mendorong produksi.
"Dan itu yang nanti akan kembali ke dalam bentuk income, penciptaan lapangan pekerjaan dan income yang itu jadi lebih sustainable. Jadi bukan hanya sekedar mencapai target sesaat saja maksud saya. Dan itu juga tidak lepas dari strategi investasi terus terang, karena untuk mendorong pekerjaan tidak mungkin tanpa investasi. Tapi investasi yang tanpa dikontrol tidak akan berefek mendorong lapangan pekerjaan yang masif. Kalau dia (investasi) lebih ke sektor-sektor yang padat modal, itu juga jadi terakumulasi lapangan pekerjaan dan manfaat ekonominya kepada sekelompok tertentu saja," pungkasnya. (E-3)


















































