Pendidikan Terakhir Orangtua Hingga Minimnya Konflik Keluarga Berpengaruh Pada Perkembangan Anak yang Lebih Baik

4 hours ago 3
Pendidikan Terakhir Orangtua Hingga Minimnya Konflik Keluarga Berpengaruh Pada Perkembangan Anak yang Lebih Baik ilustrasi.(FREEPIK.COM)

Indeks Perkembangan Anak Usia Dini atau Early Childhood Development Index (ECDI) menunjukkan bahwa pendidikan terakhir orangtua akan berpengaruh besar pada tumbuh kembang anak yang lebih baik. Selain itu, keluarga yang memiliki sedikit konflik juga akan membuat perkembangan anak menjadi lebih baik. 

Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Sekretaris Utama BKKBN, Budi Setyono menjelaskan bahwa data ECDI diambil melalui Pendataan Keluarga 2024 dengan waktu pengumpulan data pada 23 Agustus 2024 sampai 22 September 2024. Sampel yang digunakan adalah 1.500 desa yang tersebar pada 500 kecamatan dan 250 kabupaten/kota di 34 provinsi terpilih. Setiap desa sampel dipilih 10 keluarga yang memiliki anak 24-59 bulan sehingga total sampel keluarga adalah 15 ribu keluarga. 

“ECDI 2024 kita mencapai 87,7% yang berarti anak berusia 24-59 bulan di Indonesia berkembang sesuai dengan umur dan tahapan perkembangan di dalam bidang kesehatan, pembelajaran dan psikososial,” ungkapnya dalam acara Peluncuran Indeks Perkembangan Anak Usia Dini 2030, Rabu (14/5).

Lebih lanjut, berdasarkan analisis data yang diperoleh, beberapa hal di antaranya mengisyaratkan adanya persoalan yang harus diatasi dalam konteks perkembangan anak. Misalnya dalam domain psikososial, ada persoalan yang sulit dicapai oleh anak yaitu menawarkan untuk membantu orang lain. 

“Ini perlu kita kulik lebih dalam mengapa hal ini bisa terjadi di antara anak kita. Kemudian dalam konteks domain pembelajaran, yang paling sulit untuk dijawab adalah menulis nama sendiri. Lalu domain kesehatan yang paling sulit adalah memasang dan melepas kancing baju,” ujar Budi. 

Terdapat korelasi antara variabel tertentu terhadap perkembangan anak di antaranya keterkaitan antara pendidikan terakhir ibu menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka perkembangan anak semakin baik. Kemudian pendidikan terakhir kepala keluarga juga menyebabkan perkembangan anak semakin baik. 

Dalam konteks konflik keluarga, capaian perkembangan anak akan lebih baik bila mereka tumbuh di antara keluarga yang tidak ada konfliknya atau lebih sedikit konflik. Kemudian dalam konsumsi makanan, semakin beragam makanan anak, semakin bagus perkembangan mereka. 

“Lalu dalam konteks pengasuhan anak bersama suami dan istri ini juga menunjukkan perkembangan anak lebih baik diasuh bersama suami dan istri. Oleh karena itu di kementerian kami ada program Gerakan Ayah Teladan Indonesia untuk memastikan peran pengasuhan itu tidak hanya pada ibu saja melainkan juga diserahkan kepada suami,” jelas Budi. 

“Kemudian ada korelasi berkaitan kepemilikan akta kelahiran memiliki perkembangan diri lebih baik. Kemudian jumlah anak juga menunjukkan perkembangan anak lebih baik kalau keluarganya hanya memiliki dua anak atau lebih sedikit. Ini menunjukkan betapa pentingnya KB. Kalau tidak ada KB di Indonesia penduduk kita sekarang sudah 400 juta. Tapi karena ada program KB sejak 1970 kita baru 280 juta,” sambungnya. 

Diketahui pula capaian ECDI Indonesia 2024 ini ternyata mengalami penurunan dibandingkan capaian ECDI 2018, di mana pada 2018 Indonesia mendapatkan nilai 88,30% sementara untuk 2024 Indonesia mendapat nilai 87,7%. 

Penurunan angka

Deputi Bidang Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS), Ateng Hartono menjelaskan bahwa penurunan angka ini perlu dicermati karena ada beberapa metode yang berbeda di antaranya pertanyaan yang diajukan semua 10 pertanyaan menjadi 20 pertanyaan, termasuk satuan umur yang tadinya 3-4 tahun menjadi 2-4 tahun. 

“ECDI 2023 juga dibangun berdasarkan 3 domain besar yaitu pembelajaran dengan berbagai sub domain seperti bahasa, numerik, literasi, pra menulis, hingga fungsi eksekutif. Lalu kesejahteraan psikososial berdasarkan kemampuan mengelola emosi, bersosialisasi, kesehatan mental, perilaku eksternalisasi dan internalisasi. Terakhir adalah kesehatan yang terdiri dari perawatan diri, motorik kasar dan halus, dan sebagainya,” tegas Ateng. 

“Tiga domain inilah yang akan menjadi potret perkembangan anak secara internasional mulai dari 2 tahun yang nantinya akan dipilahkan ketika membedakan 3 kelompok usia tersebut. Hal yang menjadi peringatan bagi orangtua adalah ketika dalam salah satu domain yang rendah akan berpengaruh terhadap usia berikutnya,” lanjutnya. 

Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian PPN/Bappenas, Amich Alhumami menekankan bahwa ECDI menjadi penting karena menjadi bagian dari indikator dalam RPJMN dan di dalam sektor pembangunan manusia adalah pilar yang penting di antara pilar pembangunan nasional. 

“Dengan ECDI yang telah dibukukan dan diterbitkan, ini menjadi haluan dan rujukan bagi kita semua terutama yang bertanggung jawab dalam pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, dan pembangunan keluarga untuk betul-betul kita memenuhi dan mencapai target-target yang sudah ditetapkan dalam RPJMN 2025-2029,” pungkasnya. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |