Cuaca Ekstrem Melanda Aceh, Dosen Kedokteran USK Edukasi Bahaya Penyakit Myasthenia Gravis

2 hours ago 1
Cuaca Ekstrem Melanda Aceh,  Dosen Kedokteran USK Edukasi Bahaya Penyakit Myasthenia Gravis Ilustrasi(Dok Netmets)

KAWASAN Provinsi Aceh yang kini sedang dilanda cuaca ekstrem sekitar sebulan terakhir, telah berdampak buruk terhadap aktivitas msyarakat. Karena itu juga memicu kekambuhan terhadap kondisi medis tertentu yang jarang di sadari. 

Misalnya adalah Myasthenia Gravis. Penyakit saraf ini kerap kali dianggap sebagai kelelahan biasa, padahal berpotensi serius jika tidak dikenali sejak dini. Demikian antara lain dikatakan, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK), dr. Nona Suci Rahayu, Sp.N, Rabu (14/5). 

Ditambahkan dr Nona Suci Rahayu, Myasthenia Gravis merupakan penyakit autoimun, yang menyerang sambungan antara saraf dan otot. Malu menyebabkan kelemahan otot yang tidak normal.

“Gejalanya bisa muncul sebagai kesulitan berbicara, menelan, kelopak mata turun, atau kelemahan otot tubuh bagian atas. Sayangnya, gejala ini sering dianggap hanya efek kurang tidur, stres, atau kelelahan karena cuaca panas," terang Nona.

Menurutnya, peningkatan suhu tubuh akibat cuaca terik merupakan satu faktor memperparah gejala penyakit Miastenia Gravis ini. Banyak pasien mengabaikan tanda awal seperti ptosis (kelopak mata turun) atau bicara menjadi cadel. 

Itu sebenarnya merupakan sinyal awal tubuh bahwa ada gangguan saraf-otot yang lebih dalam. Menurut dr. Nona, deteksi dini sangat krusial. 

“Diagnosis yang tepat, penderita bisa mengkonsumsi obat seperti Mestinon. Obat ini dapat membantu memperbaiki transmisi saraf dan meningkatkan kekuatan otot," jelas Dosen Fakultas Kedokteran USK tersebut.

Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berujung pada kondisi fatal seperti myasthenic crisis. Yaitu kegagalan pernapasan sehingga membutuhkan penanganan darurat.

Dokter Nona pun mengimbau masyarakat supaya tidak menyepelekan kelelahan berlebihan. Apalagi disertai gejala lain seperti kelopak mata turun atau gangguan berbicara.

“Jika Anda atau keluarga mengalami gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter saraf. Jangan tunggu sampai gejalanya memburuk," tambahnya.

Fakultas Kedokteran USK terus mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini berbagai penyakit saraf. Khususnya yang gejalanya sering tertukar dengan kondisi ringan. 

Edukasi dan informasi medis yang akurat menjadi kunci pencegahan komplikasi yang lebih berat di kemudian hari. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |