KINI, masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki cara baru untuk memantau kondisi air bersih di daerahnya sendiri. Dengan teknologi yang semakin berkembang, kini warga lokal tak lagi harus bergantung sepenuhnya pada pihak luar untuk mengetahui kondisi sumber air mereka.
Kemajuan dalam bidang digital dan komunikasi telah membuka jalan bagi lahirnya inisiatif-inisiatif berbasis komunitas yang mengandalkan data.
Di tengah keterbatasan infrastruktur, pendekatan ini dinilai lebih efisien dan berkelanjutan. Seluruh pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, bisa mengakses informasi yang sama dan berkolaborasi lebih efektif. Hal inilah yang menjadi latar belakang hadirnya Mengalir.co, platform partisipatif pertama yang diluncurkan oleh Solar Chapter Indonesia untuk memungkinkan masyarakat desa di NTT melaporkan kondisi air secara langsung dan berkala.
Dengan hadirnya platform Mengalir.co, Board Advisor Solar Chapter, Pungky Sumadi, berharap pengumpulan data dari warga bisa menjadi dasar dalam membuat kebijakan dan program yang lebih efektif.
“Saya meyakini kekuatan terpenting ada pada masyarakatnya itu sendiri,” ujar Pungky dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (14/5).
Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Samsul Widodo, menyampaikan bahwa dibutuhkan pipanisasi ke rumah warga untuk meningkatkan akses dan produktivitas air minum di daerah tertinggal.
“Sebagian besar sumber air minum di daerah tertinggal masih bergantung pada mata air, sehingga dibutuhkan intervensi seperti pipanisasi hingga ke rumah warga atau pompa komunal untuk meningkatkan akses dan produktivitas,” ungkap Samsul.
Sementara itu, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyatakan dukungan penuhnya terhadap upaya kolaboratif tersebut.
“Saya mendukung penuh inisiatif kolaboratif seperti yang dilakukan Solar Chapter, karena hanya dengan gotong royong antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta, kita bisa menjawab tantangan krisis air bersih di NTT secara berkelanjutan,” pungkasnya. (E-4)