Pemuda Bicara Persatuan Lewat Irama dan Teater di Konser Suara: Nada Awal

3 hours ago 1
 Nada Awal Persembahan teater dan nyanyian di konser Suara: Nada Awal yang berlangsung di Museum Kebangkitan Nasional(MI/Nike Amelia Sari)

PEMUDA dan pemudi bangsa menampilkan beragam kesenian khas Nusantara, mulai dari tarian, musikalisasi puisi, teater, dan lainnya. Penampilan mereka di panggung konser Suara: Nada Awal disambut meriah dengan tepuk tangan penonton. Konser yang diadakan di Museum Kebangkitan Nasional ini merupakan rangkaian acara dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97 yang jatuh pada Selasa, 28 Oktober 2025. 

Sejumlah remaja yang tergabung dalam Teater Anak Nusantara menjadi salah satu penampil di konser tersebut. Lathiifun Rohmauli Sitinjak (15) dari Teater Anak Nusantara merasa bangga bisa tampil di hari istimewa tersebut. 

"Aku (berperan) sebagai Lala (di pertunjukan teater). Jadi kisahnya, kita sebagai siswa di sekolah, kita mencari arti dari persatuan itu. Kita seperti berdebat (tentang) apa sih arti persatuan itu?," ungkap Lathiifun saat ditemui Media Indonesia usai tampil di atas panggung konser Suara: Nada Awal, di Museum Kebangkitan Nasional, Selasa (28/10).

"Terus muncul guru yang menengahi kita dan menjelaskan apa arti dari persatuan," sambungnya.

Arif Kurnia Atmaja (15) dari Teater Anak Nusantara, yang juga tampil bersama Lathiifun di panggung konser Suara: Nada Awal, mengungkapkan makna persatuan baginya. "Arti persatuan itu di mana kita sebagai bangsa Indonesia saling menghargai satu sama lain. Dari banyaknya perbedaan suku, bahasa maupun ras, dan lain-lain, kita menjadi satu kesatuan, satu negara yang utuh yang di mana kita harus bisa menghargai sesama," ungkapnya.

Gelar Upacara Bendera 

Sebelum mengadakan konser Suara: Nada Awal, di pagi harinya dilaksanakan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di halaman Museum Sumpah Pemuda. Upacara melibatkan sekitar 400 peserta yang berasal dari berbagai kalangan seperti pejabat daerah setempat, keluarga tokoh Sumpah Pemuda, organisasi, dan instansi terkait, serta masyarakat umum. 

Kegiatan ini merupakan program unggulan dan tradisi tahunan yang selalu dilaksanakan setiap 28 Oktober yang bertujuan untuk mengingat kembali semangat Ikrar Pemuda pada Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928. Pada upacara tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon bertindak sebagai Inspektur Upacara. 

Peringatan Hari Sumpah Pemuda juga diramaikan dengan konser intimate bertajuk “Suara: Nada Awal” yang menampilkan tujuh karya Wage Rudolf Soepratman antara lain Indonesia Tjantik, Dari Barat Sampai Ke Timur, Indonesia Hai Ibuku, Ibu Kita Kartini, Di Timur Matahari, Pahlawan Merdeka, dan Matahari Terbit dalam format string quartet. 

Konser yang digelar di Museum Kebangkitan Nasional ini sebuah persembahan bagi W.R. Soepratman yang merupakan maestro sekaligus pencipta lagu Indonesia Raya. Acara tersebut turut dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo, para tamu undangan yakni keluarga tokoh Sumpah Pemuda, pejabat pemerintah, pelajar, komunitas, serta publik terpilih. 

"Kementerian Kebudayaan mendukung penuh dan meyakini bahwa Suara: Nada Awal, sebagai wujud ekspresi-ekspresi seni yang menampilkan karya Wage Rudolf Supratman, termasuk melalui konser musik dan pameran," katanya dalam memberikan sambutan di pembukaan konser tersebut. 

"(Ini) Merupakan momentum dan salah satu upaya strategis untuk memajukan seni musik Indonesia, membuka ruang untuk berekspresi dan berinovasi dan mengembangkan ekosistem musik, melestarikan karya maestro seni bangsa, menjadikan seni musik Indonesia sebagai jembatan persahabatan dan bahasa universal yang menghubungkan generasi kini dengan sejarah masa lampau," sambungnya. 

Konser juga dimeriahkan dengan penampilan komunitas mitra dari Museum Rumah Bersejarah yakni Teras, Wayang Potehi, dan Belantara Budaya Indonesia, serta musisi Endah N Rhesa. Selain konser, dibuka pula pameran temporer yang menampilkan biola asli milik W.R. Soepratman, piringan hitam, dan Gramofon Lagu Indonesia Raya pertama.

"Melalui ekpresi seni, artefak sejarah, narasi, serta pendekatan kuratorial yang kreatif, kita diajak untuk tidak hanya mengenang, tetapi juga merenungkan kembali makna persatuan di masa kini," ungkap Fadli Zon.

Suara: Nada Awal juga menjadi pembuka rangkaian tahunan bertema SUARA (Suara, Ungkapan, Aksi, Rasa, Asa) sebuah gerakan menuju Kongres Pemuda 2.0, menyambut peringatan 100 tahun Sumpah Pemuda pada 2028.(M-2)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |