
PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur menggelar 828 titik Gerakan Pangan Murah (GPM) Tahun 2025. GPM kali ini untuk menjaga stabilitas harga serta memastikan keterjangkauan kebutuhan pokok bagi masyarakat
“Ini adalah wujud nyata upaya kita untuk menyediakan bahan pokok terjangkau bagi masyarakat. Total ada 828 titik GPM digelar di seluruh penjuru Jatim,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat mendampingi Menteri Pertanian RI dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di Taman Mundu, Surabaya, Selasa (23/9)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan Jawa Timur mendukung penuh Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dicanangkan pemerintah pusat. Sebagai wujud komitmen tersebut, hingga 23 September 2025, total sebanyak 828 titik GPM digelar di Jatim demi menjaga stabilitas harga serta memastikan keterjangkauan kebutuhan pokok bagi masyarakat
Sebanyak 828 titik tersebut digelar secara sinergi dengan rincian 222 titik di kantor kecamatan, 212 titik di Koramil, dan 378 titik di kantor Polsek, dan 16 titik lokasi lainnya dengan kuantum setiap titik 3 Ton yang merupakan inisiasi Perum Bulog Kanwil Jatim.
“Kuncinya adalah sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, dan Bulog agar stabilitas harga bahan pokok bisa terwujud dan memastikan keterjangkauan kebutuhan pokok bagi masyarakat bisa kita laksanakan,” kata Khofifah.
Untuk GPM di Taman Mundu Surabaya, Bulog Jatim menyediakan beras SPHP kemasan 5 kilogram seharga Rp55.000 dengan total pasokan 10 ton. Selain itu, tersedia Minyak Kita minyak goreng kemasan 1 liter seharga Rp15.000 sebanyak 756 liter, gula pasir GMM kemasan 1 kilogram seharga Rp17.500 sebanyak 260 kilogram, serta komoditas lain yang dijual di bawah harga pasar.
Kehadiran pangan murah ini tidak hanya meringankan beban rumah tangga, tetapi juga menjadi bukti nyata kehadiran pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan potensi gejolak harga.
Khofifah menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan langkah nyata pemerintah dalam memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan distribusi pangan secara merata.
Jawa Timur sendiri memiliki produksi beras melimpah. Dari Januari hingga September 2025, produksi gabah mencapai 8,82 juta ton Gabah Kering Giling (setara 5,1 juta ton beras), sementara kebutuhan beras di provinsi ini diperkirakan 3,43 juta ton, sehingga surplus lebih dari 1,67 juta ton.
Meski demikian, berdasarkan data Dashboard SPHP Bulog periode 1 Januari - 22 September 2025, realisasi penyaluran beras SPHP Jatim mencapai 47.560.905 kilogram dari target hingga akhir tahun 189.740.322 kilogram atau setara 25,07%.(E-2)