Pemprov DKI dan Masjid Cut Meutia Sepakat Rawat Warisan Sejarah

3 hours ago 2
Pemprov DKI dan Masjid Cut Meutia Sepakat Rawat Warisan Sejarah Ilustrasi(Antara)

Aksi perusakan fasilitas publik oleh kelompok anarkis beberapa waktu lalu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Menyikapi hal itu, Ketua Yayasan Masjid Cut Meutia, Benny Suprihartadi, melakukan audiensi dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, pada Senin (8/9).

Pertemuan di Ruang Tamu Gubernur turut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Mochamad Miftahulloh Tamary, Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual (Dikmental) Setda Provinsi DKI Jakarta Fajar Eko Satriyo, serta sejumlah pejabat Pemprov lainnya.

“Kami prihatin dengan aksi anarkis yang merusak fasilitas umum. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi dan pemerintah dapat mengantisipasinya,” ujar Benny.

Ia menekankan pentingnya komunikasi intensif antara pemerintah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk menjaga kondusivitas Ibu Kota. “Kami berharap pemerintah terus membuka ruang dialog agar warga merasa tenang dan Jakarta tetap kondusif,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret, Masjid Cut Meutia menambah jadwal pengajian dan dialog jamaah, serta memasang spanduk imbauan setiap Jumat di titik-titik strategis Jakarta. Pesannya sederhana, jangan mudah terprovokasi isu yang berpotensi memecah belah umat. 

“Kita harus rawat persaudaraan dan menjaga kedamaian bersama,” tegas Benny.

Menurutnya, bangsa majemuk seperti Indonesia hanya bisa berdiri kokoh bila persatuan dijaga. Islam sendiri, kata dia, mengajarkan pentingnya ukhuwah dan menjaga keharmonisan.

Selain menjaga kerukunan, Benny juga meminta perhatian Pemprov DKI terhadap pelestarian cagar budaya, khususnya Masjid Cut Meutia. “Masjid ini adalah ikon sejarah Jakarta. Revitalisasi bukan sekadar merawat bangunan, tetapi juga menjaga identitas kota dan mewariskan nilai sejarah kepada generasi mendatang,” ujarnya.

Dengan langkah bersama ini, Masjid Cut Meutia diharapkan terus berfungsi sebagai pusat ukhuwah, ruang dialog kebudayaan, dan simbol warisan sejarah yang hidup di tengah masyarakat Jakarta. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |