Bupati Bandung Dadang Supriatna mendampingi Kepala Badan Gizi Nasional Prof Dadan Hindayana mengunjungi SPPG Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung(MI/BAYU ANGGORO)
KEPALA Badan Gizi Nasional (BGN) Prof Dadan Hindayana melakukan monitoring dan kunjungan ke dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Selasa (9/9).
Pada monitoring dan kunjungan tersebut, Kepala BGN didampingi langsung oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna, Sekda Kabupaten Bandung Cakra Supriatna dan Satgas MBG Kabupaten Bandung.
Kepala BGN mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Bandung yang dinilai semangat dan proaktif dalam menyukseskan program strategis Presiden Prabowo Subianto tersebut.
"Semangatnya sangat luar biasa. Kami sangat mengapresiasi yang proaktif dan begitu semangat," katanya.
Dia mengapresiasi progres jumlah dapur SPPG yang sudah beroperasi di Kabupaten Bandung. Dadan optimistis seluruh dapur SPPG di Kabupaten Bandung akan siap beroperasi pada akhir November 2025.
Dadan juga mengaku gembira karena dapur SPPG di Kabupaten Bandung merupakan salah satu yang terbaik dan memenuhi berbagai kriteria yang ditetapkan oleh BGN.
"Kabupaten Bandung ini proaktif. Telepon saya, dua sampai tiga kali sehari terus bertanya dan mendorong kesuksesan program MBG di Kabupaten Bandung," katanya.
Dia membandingkan di beberapa daerah lain masih ada Dapur SPPG yang belum beroperasi. Sementara di Kabupaten Bandung, Bupati Bandung terus melakukan percepatan agar 361 dapur SPPG seluruhnya segera beroperasi.
Saat ini, lanjut Dadan, di Indonesia telah beroperasi 7.558 dapur SPPG yang telah melayani 26 juta penerima manfaat. Ditargetkan pada akhir November 2025 dapur SPPG harus sudah selesai dibangun, agar awal 2026 seluruhnya dapat beroperasi dengan 82 juta penerima manfaat.
"Yang sudah beroperasi baru sepertiganya yaitu baru melayani 26 juta penerima manfaat. Tapi kalau di Australia, kita sudah bisa beri makan seluruh warga Australia. Kalau di Eropa, kita sudah setara memberi makan warga empat negara Eropa," katanya.
Sejahterakan petani
Dadan menjelaskan, melalui program MBG ini, Presiden Prabowo ingin menciptakan pertumbuhan ekonomi di desa-desa. Di Kabupaten Bandung saja, program MBG akan mampu menghadirkan perputaran uang sekitar Rp5 triliun per tahun.
Satu SPPG, lanjut dia, akan menerima uang Rp10 miliar setiap tahun dan 85% diperuntukkan untuk bahan baku. Bahan bakunya beli dari petani dan masyarakat setempat. Pasokan bahan baku untuk dapur MBG ini harus dikoordinir oleh Koperasi Merah Putih.
Dia mencontohkan setiap dapur MBG membutuhkan 5 ton beras setiap bulan. Belum komoditas atau bahan baku lainnya seperti telur, daging ayam, ikan, pisang hingga bumbu.
"Artinya ini peluang ekonomi untuk masyarakat. Masyarakat harus digerakkan untuk menangkap peluang ini. Sayang kalau Rp5 triliun malah dibelanjakan bahan baku dari daerah lain," jelasnya
Dia berharap potensi ekonomi yang mencapai Rp5 triliun per tahun ini bisa diorkestrasi oleh pemerintah daerah melalui Koperasi Merah Putih yang ada di desa masing-masing agar secara signifikan dapat menggerakkan perekonomian daerah.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengaku sangat berterima kasih kepada Kepala BGN yang sangat responsif dalam membantu percepatan pembentukan dapur MBG di Kabupaten Bandung.
"Saya sangat berterima kasih karena Kepala BGN Prof Dadan ini sesibuk apapun selalu diangkat kalau saya telepon. Mohon maaf saya hanya ingin menyukseskan program Pak Presiden," jelas Dadang.
Dari 361 dapur MBG yang direncanakan berdiri di Kabupaten Bandung, menurutnya sudah 90 dapur SPPG yang telah beroperasi. Sisanya, dia manargetkan akan beroperasi pada awal Desember 2025.


















































