Foto udara bangunan musala Ponpes Al Khoziny yang ambruk beberapa hari yang lalu.(Antara)
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan membangun ulang Gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, setelah bangunan mushala di kompleks ponpes tersebut ambruk dan menewaskan puluhan santri.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengatakan pemerintah tidak hanya akan melakukan revitalisasi, melainkan pembangunan ulang total terhadap bangunan yang rusak berat.
“Prakiraan saya, kemarin saya ke sana itu, bangunan yang warna hijau itu lebih murah kalau dirobohkan. Ya dibangun baru dari nol daripada kita tambal sulam,” ujar Dody dikutip dari Antara, Selasa (7/10).
Dody menjelaskan bahwa perhitungan kebutuhan anggaran masih dilakukan bersama pihak terkait. Ia menambahkan, pembangunan ulang akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun tidak menutup kemungkinan adanya bantuan dari sektor swasta.
“Kalau soal anggaran, insya Allah cukup dari APBN. Tapi tidak menutup kemungkinan juga ada bantuan dari swasta,” katanya.
Menurut Dody, meskipun pembangunan pondok pesantren biasanya menjadi kewenangan Kementerian Agama, Kementerian PU akan turun tangan karena kondisi yang terjadi tergolong darurat.
“Kalau anggaran ponpes sebetulnya di Kementerian Agama, tapi karena ini kondisi darurat, yang di Sidoarjo pasti kita yang masuk,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menyampaikan bahwa pemerintah akan segera membuka layanan hotline bagi masyarakat yang ingin melaporkan atau berkonsultasi mengenai bangunan sekolah dan pondok pesantren yang rawan ambruk.
“Kita buka hotline, nanti dikasih tahu nomornya. Tolong disampaikan kepada masyarakat, pesantren-pesantren yang merasa rawan bisa konsultasi dengan hotline,” kata Muhaimin.
Sebelumnya, bangunan mushala di lantai tiga Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) saat proses renovasi berlangsung. Saat kejadian, ratusan santri sedang melaksanakan salat berjamaah dan terjebak di bawah reruntuhan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan seluruh 63 jenazah korban telah ditemukan oleh tim SAR gabungan. (Z-10)


















































