
PEMERINTAH ndonesia masih memantau kondisi kerusuhan di Nepal, untuk menentukan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sana.
“Soal evakuasi WNI di Nepal tetap menjadi prioritas Pemerintah, kita lihat dulu perkembangan,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia Judha Nugraha kepada awak Media di Surabaya, Rabu (10/9).
Dari informasi yang diterima, kata Judha, kondisi Nepal sudah membaik dibandingkan sebelumnya. Namun, WNI yang tinggal di Nepal untuk tetap waspada.
Menurut Judha, jumlah WNI yang tinggal di Nepal sebanyak 100 orang, 53 menetap di Nepal sedangkan 47 adalah delegasi dari berbagai kegiatan di Nepal.
Kondisi mereka, terkonfirmasi dalam keadaan baik tidak ada yang menjadi korban. “Laporan terakhir semua Warga Negara Indonesia yang ada disana kondisi baik,” katanya.
KBRI Dhaka mencatat ada 57 WNI yang tinggal menetap di Nepal. Selain itu, terdapat 43 anggota delegasi RI yang menghadiri beberapa konferensi internasional di Kathmandu, dua personel TNI yang mengikuti pelatihan, serta 23 wisatawan asal Indonesia. WNI yang terdata tersebut terkonfirmasi dalam keadaan aman. "Mereka semua dipastikan dalam keadaan aman," sebut Judha.
Meski pada Selasa (9/9), Pemerintah Nepal mencabut blokir medsos itu, kemarahan masyarakat terlanjut pecah. Menurut laporan Al Jazeera, Rabu (10/9), para pengunjuk rasa membakar gedung pemerintah dan rumah sejumlah tokoh politik. Kerusuhan ini berujung pada pengunduran diri Perdana Menteri Nepal Sharma Oli, yang diserahkan langsung kepada Presiden Nepal Ram Chandra Paudel. Beberapa jam kemudian, masih pada Selasa (9/9), Presiden Ram Chandra juga menyatakan mundur, hingga kekosongan kekuasaan pun terjadi di negara itu. (Fer/H-4)