Pemeriksaan Detail Diperlukan dalam Penanganan Stroke pada Anak

1 week ago 15
Pemeriksaan Detail Diperlukan dalam Penanganan Stroke pada Anak Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis neurologi Subspesialis Neurovaskular, Intervensi, Otologi Pencitraan, Oftalmologi dr. Bambang Tri Prasetyo, Sp.N, Subsp. NIOO(K), FINS, FINA mengatakan penanganan stroke pada anak perlu pemeriksaan yang lebih detail terkait faktor risiko untuk melihat penyebab spesifiknya.

"Stroke di usia anak harus lebih detail pemeriksaan faktor risikonya, dari jantung, komponen darah, kalau memang ada kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah harus dihilangkan agar risiko stroke dia di kemudian hari tidak berulang," kata Bambang, dikutip Kamis (30/10).

Bambang mengatakan stroke pada anak-anak banyak terjadi karena ditemukan kelainan jantung, kelainan pembuluh darah, atau dalam beberapa kasus karena gizi buruk.

Ia menjelaskan stroke pada anak maupun bayi bisa terjadi karena penyumbatan yang bisa dicari tahu dari kondisi jantung yang dikhawatirkan ada trombus atau gumpalan dari jantung yang terdorong ke otak. Selain itu juga bisa disebabkan karena defisiensi vitamin K.

Stroke pada anak juga banyak terjadi karena perdarahan di dalam ventrikel atau ruangan berisi cairan di otak (intraventrikel). Pemeriksaan secara detail perlu dilakukan untuk melihat penyebab stroke pada anak, di antaranya pemeriksaan CT Angiografi pada kepala atau dilakukan Cerebral DSA (Digital Subtraction Angiography otak).

"Nanti baru ketahuan benar gak ada kelainan pembuluh darah yang menyebabkan dia pecah, karena kadang-kadang ada yang umurnya 7 tahun, 8 tahun atau belasan 15, 12 tahun tiba-tiba ada lumpuh setelah dilakukan CT Scan ada perdarahan," kata Bambang.

Dia mengatakan stroke pada anak memang pemulihannya lebih cepat dibandingkan stroke yang terjadi pada usia tua. Namun jangka panjangnya seiring bertambahnya usia, risiko stroke berulangnya lebih tinggi.

Pengobatan pada stroke anak juga perlu dosis yang terukur seperti pemberian pengencer darah melalui infus dari vena tidak boleh diberikan pada anak yang terlalu kecil karena risiko perdarahan dan efek sampingnya yang lebih kuat.

Sementara itu, anak yang terkena stroke juga akan terganggu kemampuan sarafnya karena sumbatan atau perdarahan di otak di antaranya kesulitan berjalan, dan kemungkinan stroke berulang yang menyebabkan beban ekonomi keluarga bertambah.

"Makanya kita harus benar-benar melakukan pemeriksaan faktor risiko dengan baik, dan melakukan pengobatan, agar pemulihannya bisa
maksimal," pungkasnya. (Ant/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |