Pembentukan Karakter Anak bukan Hanya Tugas Orangtua

12 hours ago 2
Pembentukan Karakter Anak bukan Hanya Tugas Orangtua Ilustrasi(Freepik)

GURU Besar IPB University, Prof Dwi Hastuti, menekankan pentingnya sinergi antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam membentuk kualitas serta karakter anak Indonesia. Hal tersebut disampaikan dalam Sidang Terbuka Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University, dikutip Selasa (28/10)

Dalam paparannya yang berjudul "Sinergisme Keluarga, Masyarakat, dan Pemerintah dalam Pengasuhan untuk Pembentukan Kualitas dan Karakter Anak Indonesia", Prof Dwi mengungkapkan bahwa kualitas hidup anak merupakan indikator penting bagi keberlangsungan bangsa. 

Ia menyoroti adanya kekhawatiran di kalangan orangtua terhadap penurunan moral anak, maraknya kasus kekerasan, perundungan, hingga pelecehan yang kini menjadi perhatian serius.

"Sebanyak 20% orangtua di Indonesia mengaku khawatir terhadap kondisi moral anak-anak mereka. Ini menunjukkan adanya kemunduran dalam integrasi moral yang harus segera diatasi," ujarnya.

MI/HO--Guru Besar IPB University Prof Dwi Hastuti.

Menurut Prof Dwi, penguatan pengasuhan tidak bisa dibebankan hanya kepada keluarga, tetapi perlu dukungan nyata dari masyarakat dan pemerintah. 

Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak untuk meningkatkan kapasitas pengasuhan, termasuk melalui pelatihan terstruktur, pendanaan, serta penyediaan sarana penyuluhan oleh tenaga ahli.

Lebih lanjut, ia menyebut model Kampung Ramah Keluarga dan Anak dapat dijadikan acuan konkret untuk mewujudkan sinergi tersebut. Program serupa, seperti Kampung KB dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (dulu BKKBN), dan Kampung Ramah Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), dapat diperkuat melalui peningkatan kapasitas parenting bagi ayah dan ibu.

"Di masa lalu, keluarga Indonesia dikenal tangguh karena nilai-nilai kebersamaan, keteladanan, dan spiritualitasnya kuat. Kini, tantangan terbesar datang dari individualisme dan pengaruh globalisasi yang menggeser nilai-nilai tersebut," kata Prof Dwi.

Ia juga menekankan pentingnya penanaman nilai moral dan kasih sayang sejak dini, karena masa kanak-kanak merupakan periode optimal perkembangan otak. 

"Kasih sayang, keteladanan, dan disiplin yang seimbang akan membantu anak membangun konsep diri dan kontrol diri yang baik," tambahnya.

Prof Dwi mengajak seluruh pihak untuk membangun keluarga Indonesia yang berdaya dan berkarakter melalui penguatan sinergi antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. 

"Kita perlu bergerak bersama, bukan hanya memberi pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai kebaikan dan keteladanan dalam praktik sehari-hari," tutupnya. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |