Pekan Belanja Ekonomi Kreatif Digelar Hingga Akhir Oktober, Berhadiah Mobil hingga Moge

3 hours ago 1
Pekan Belanja Ekonomi Kreatif Digelar Hingga Akhir Oktober, Berhadiah Mobil hingga Moge Pekan Belanja Ekonomi Kreatif berlangsung pada 24 hingga 31 Oktober 2025 diikuti 2.000 jenama.(Dok Kementerian Ekraf)

Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) mencatat sektor ekraf menjadi mesin pertumbuhan baru  ekonomi Indonesia, dengan menyumbang ekspor senilai Rp215 triliun pada pertengahan 2025 dan menyerap 26,47 juta tenaga kerja. Berdasarkan data BPS, pada 2024 nilai ekspor ekraf mencapai 25,44 miliar dolar AS, atau lebih dari 9% dari total ekspor nasional. Pada pertengahan 2025, nilai ekspor tercatat sekitar 13 miliar dollar AS, setara Rp215 triliun, atau 50% dari target 2025.

Demikian diungkapkan Wamen Ekraf Irene Umar saat menghadiri Malam Perayaan Hari Ekraf Nasional di Jakarta, Jumat (24/10). Kegiatan itu menjadi bagian dari kampanye #Oktoberkreasi dalam rangkaian peringatan Hari Ekraf Nasional yang jatuh setiap 24 Oktober. Pemilihan tanggal itu bertepatan dengan disahkannya UU Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif. 

Irene menjelaskan, #Oktoberkreasi adalah program kampanye bagi seluruh pemangku kepentingan, pegiat ekraf, dan masyarakat untuk merayakan dan mengapresiasi karya pelaku ekraf.

"Kami juga menyelenggarakan Pekan Belanja Ekonomi Kreatif pada 24 hingga 31 Oktober 2025. Ada 2.000 jenama ekraf  yang mengikuti rangkaian kegiatan, mereka berada di 20 area di seluruh Indonesia, dari Jakarta hingga Papua. "Untuk mengetahui jenama  yang tergabung bisa dilihat di ekonomikreatif.id. Kami mendukung dengan memberikan insentif berupa hadiah berupa mobil, motor gede, dan hadiah-hadiah menarik lainnya untuk setiap transaksi menggunakan QRIS. Undian akan dilakukan pada 15 November 2025. Konsumen akan mendapatkan e-coupon yang nantinya kami undi," kata Irene.

Irene menargetkan, #Oktoberkreasi serta Pekan Belanja Ekonomi Kreatif berkontribusi sedikitnya Rp50 miliar pada perputaran ekonomi nasional. #Oktoberkreasi akan melibatkan 17 subsektor ekraf dengan kontribusi terbesar masih didominasi kuliner, kriya, serta fesyen.

Terkait pembaruan yang menjadi PR besar bagi para pelaku ekraf nasional, Irene menekankan pentingnya penceritaan dibalik produk. “Pertumbuhan ekonomi seluruh dunia ya memang melambat. Tapi, masih ada kebutuhan membeli barang-barang yang unik yang lekat dengan produk ekraf. Kuncinya ekraf adalah limited edition, storytelling, serta ada dampak pada sustainability terutama aspek lingkungan. Nah positioning ekraf Indonesia bagus banget, kekurangan kita cuma satu, sangat amat humble Jadi kadang storynomics-nya tidak terlalu terangkat. Jadi lewat berbagai kegiatan ini yuk kita bareng-bareng belajar supaya bisa maju,” kata Irene. (X-8)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |