
PEGOLF asal Thailand, Nopparat Panichphol, resmi menorehkan namanya sebagai juara The Indonesia Pro-Am 2025. Kepastian itu didapat setelah menaklukkan wakil Taiwan, Su Ching Hung, lewat pertarungan dramatis di babak playoff pada putaran terakhir turnamen di Gunung Geulis Country Club, Bogor, Jumat (12/9).
Kedua pegolf bersaing ketat sejak putaran terakhir dan sama-sama menutup permainan dengan catatan 15-under par (skor 198). Karena imbang, pertandingan harus ditentukan melalui playoff.
Babak playoff pun kembali ketat hingga diadu empat kali Nopparat akhirnya meraih kemenangan.
Dari sisi tuan rumah, pegolf Indonesia Naraajie Ramadhanputra tampil apik dan hampir juara. Namun, ia harus puas finis di peringkat ketiga dengan total 14 di bawah par hanya terpaut satu pukulan dari dua pemuncak klasemen.
Pada kategori beregu kombinasi profesional dan amatir (pro-am), pasangan Indonesia-Australia yakni Sofjan Arsad (am) dan Darcy Brereton (pro) keluar sebagai juara.
Turnamen kali ini merupakan edisi ketiga dari format The Indonesia Pro-Am, yang diselenggarakan Combiphar dan Nomura serta masuk dalam kalender Asian Development Tour (ADT).
Tahun ini, turnamen mempertemukan 100 pegolf profesional dan 100 pegolf amatir, yang dibagi ke dalam 50 tim (satu profesional dan satu amatir). Total hadiah yang diperebutkan mencapai US$125.000 (sekitar Rp2 miliar) untuk kategori individu dan US$25.000 (sekitar Rp400 juta) untuk beregu.
Indonesia Pro-Am saat ini menjadi satu-satunya kompetisi golf di Tanah Air dengan format inklusif mempertemukan pegolf amatir dan profesional dalam satu turnamen kompetitif.
Presiden Direktur Combiphar Group, Michael Wanandi, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama ADT, atas dukungan dalam penyelenggaraan turnamen.
Menurutnya, format pro-am kini semakin populer karena memberikan pengalaman berbeda bagi pegolf amatir untuk merasakan sulitnya bersaing di level profesional.
"Formatnya cukup populer sekarang karena para amatir bisa merasakan sebenarnya seberapa susahnya untuk menjadi profesional. Karena di Asian Development belum ada format seperti ini, jadi mereka (profesional) juga bisa merasakan bermain tim," kata Michael.
"Ini yang kita harapkan bisa terus berkembang. Tentu harapannya ke depan ada pemain Indonesia yang bisa juara lagi karena sebelumnya juga pemain Thailand yang juara," tambahnya. (M-3)