Asap membumbung akibat serangan Israel di Gaza, Juni 2025.(AFP/ Bashir Taleb)
PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa Israel semakin mengintensifkan serangan udara di Gaza. Jeda dari satu serangan ke serangan Israel lainnya hanya berselang delapan hingga sembilan menit.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengungkapkan hal tersebut berdasarkan data dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). Data menunjukkan bahwa dalam 24 jam terakhir, operasi Israel di Gaza meningkat pesat dan berdampak besar pada penduduk sipil.
Menurut pemantauan PBB, sekitar 16.500 orang terpaksa mengungsi dari Gaza Utara ke Gaza Selatan dalam sehari, khususnya pada Kamis (25/9). Petugas bantuan masih berada di jalur pengungsian untuk memberi pertolongan pertama, dukungan psikososial, merujuk ke layanan khusus jika perlu, dan menyampaikan informasi risiko bahan peledak kepada pengungsi baru.
Dujarric mengungkapkan bahwa tantangan di lapangan semakin berat. “Ratusan ribu orang tetap tinggal di Kota Gaza di tengah kondisi tidak aman. Mereka sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan karena layanan penting banyak yang ditutup atau harus direlokasi,” katanya.
Mengenai pembatasan akses bantuan oleh otoritas Israel, Dujarric menyebut dari 15 upaya koordinasi yang diajukan untuk mendukung warga di berbagai wilayah Gaza, hanya tujuh yang difasilitasi oleh Israel pada Kamis tersebut. PBB pun mendesak Israel agar memfasilitasi penuh operasi kemanusiaan, termasuk pergerakan bantuan tanpa hambatan masuk dan melintasi Jalur Gaza.
Di Tepi Barat yang diduduki, lebih dari 3.000 warga Palestina, setengahnya anak-anak, telah mengungsi akibat serangan pemukim ilegal dan pembatasan akses oleh Israel sejak Oktober 2023. (Ant/M-1)


















































