GUBERNUR Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa kegiatan pangan murah yang digelar di sejumlah daerah di Jawa Timur, bukan sekadar seremonial, melainkan langkah nyata pemerintah dalam memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan distribusi pangan secara merata.
“Kehadiran pangan murah ini tidak hanya meringankan beban rumah tangga, tetapi juga menjadi bukti nyata kehadiran pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan potensi gejolak harga,” kata Khofifah di Surabaya, Rabu (24/9).
Gubernur juga menekankan gerakan pasar murah selaras dengan peran Jawa Timur sebagai lumbung pangan nusantara dan penopang ekonomi nasional. Khususnya produksi beras.
Pertumbuhan ekonomi Jatim triwulan II 2025 tercatat 3,09%, tertinggi di Pulau Jawa, dengan realisasi investasi tumbuh 7,2%, serta kinerja ekspor Juli 2025 meningkat 20,96% setara US$0,51 miliar.
Menurut Khofifah, stabilitas harga bahan pokok menjadi fondasi penting agar capaian ekonomi ini berkelanjutan dan manfaatnya dirasakan masyarakat.
“Pemprov Jatim konsisten menyelenggarakan pasar murah di berbagai kabupaten dan kota. Pasar murah yang kita lakukan selalu mendapat sambutan antusias masyarakat, menunjukkan kebutuhan yang nyata sekaligus bukti kehadiran pemerintah di tengah rakyat,” kata Khofifah.
Jawa Timur sendiri memiliki produksi beras melimpah. Dari Januari hingga September 2025, produksi gabah mencapai 8,82 juta ton gabah kering giling (setara 5,1 juta ton beras). Sementara itu, kebutuhan beras di provinsi ini diperkirakan 3,43 juta ton, sehingga surplus lebih dari 1,67 juta ton.
Meski demikian, berdasarkan data Dashboard SPHP Bulog periode 1 Januari - 22 September 2025, realisasi penyaluran beras SPHP Jatim mencapai 47.560.905 kilogram dari target hingga akhir tahun 189.740.322 kilogram atau setara 25,07%.
“Produksi beras harus diikuti distribusi cepat dan merata. Saya menghimbau seluruh pihak, mulai Bulog, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, hingga pemerintah kabupaten/kota, untuk mempercepat penyaluran beras SPHP melalui pedagang pengecer, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Outlet Pangan Binaan, Rumah Pangan Kita, dan swalayan atau toko modern yang tidak menjual grosir. Maksimalkan juga aplikasi Klik SPHP agar distribusi lebih cepat, tepat sasaran, dan transparan,” ujar Khofifah. (E-2)


















































