Panen padi di Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, Banten.(MI/HO)
PANEN raya padi unggulan PS-08 di atas lahan produktif seluas 10 hekrare di Provinsi Banten, Rabu (29/10) bukan hanya selebrasi hasil Bumi, tetapi juga penegasan komitmen bersama untuk mewujudkan kedaulatan pangan sebagai pilar ketahanan bangsa.
Acara Panen Raya yang berlangsung di Kelurahan Ciwedus, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain, Wali Kota Cilegon Robinsar, Dandim 0602/Serang Letkol Arm Oke Kistiyanto, Kapolres Cilegon AKBP Dr. Martua Raja Taripar Laut Silitonga, S.H., S.I.K., M.Si, Ketua Dewan Pembina Yayasan Bhakti Bela Negara (YBBN) Seno Adjie, Ketua Pembina Muhammad Fachry Anggara, serta perwakilan dari Dinas Pertanian Kota Cilegon
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pembina YBBN Seno Adjie menyampaikan apresiasi kepada seluruh petani dan jajaran pemerintah daerah yang telah bekerja keras menyukseskan program ini.
“Revolusi Pertanian bukan sekadar kegiatan panen, tetapi gerakan kesadaran. Kita ingin menanamkan kembali nilai kemandirian pangan. Melalui benih unggulan PS-08, kita buktikan bahwa petani adalah garda terdepan ketahanan bangsa,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa YBBN akan terus memperluas jangkauan program ini dengan menggandeng lebih banyak kelompok tani, pemerintah daerah, serta lembaga riset dan pendidikan pertanian agar revolusi pertanian dapat benar-benar memberi dampak langsung bagi kesejahteraan rakyat.
Senada dengan itu, Muhammad Fachry Anggara menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus mendorong inovasi pertanian nasional.
“Kami ingin menjadikan Banten sebagai laboratorium pertanian modern Indonesia. Kolaborasi antara petani, pemerintah, dan lembaga masyarakat seperti ini adalah langkah strategis menuju kemandirian pangan yang sejati,” ujarnya.
Fachry juga menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak lepas dari semangat gotong royong dan pendampingan berkelanjutan yang diberikan oleh Yayasan Bhakti Bela Negara kepada kelompok-kelompok tani di berbagai daerah.
“Kita tidak bisa lagi melihat pertanian hanya dari sisi produksi. Kita harus melihatnya sebagai ekosistem ekonomi rakyat yang melibatkan pendidikan, teknologi, dan manajemen modern. Dengan pendekatan ini, petani bukan hanya penghasil pangan, tetapi juga pelaku utama pembangunan ekonomi nasional,” tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Cilegon Robinsar menegaskan dukungan penuh Pemerintah Kota Cilegon terhadap setiap gerakan yang berpihak pada petani.
“Panen raya ini membuktikan bahwa semangat gotong royong dapat menghasilkan perubahan nyata. Pemerintah Kota Cilegon akan terus mendukung pemberdayaan petani agar sektor pertanian semakin maju, mandiri, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Perwakilan dari Dinas Pertanian Kota Cilegon juga melaporkan bahwa hasil panen PS-08 di Ciwedus menunjukkan peningkatan produktivitas signifikan dibanding varietas sebelumnya. Padi unggulan PS-08 terbukti lebih tahan terhadap hama, memiliki masa tanam yang efisien, serta menghasilkan gabah berkualitas premium.
Dihubungi melalui sambungan telepon, Ketua Harian DPN YBBN, Rival Achmad Labbaika, menyampaikan bahwa kegiatan panen raya di Ciwedus ini merupakan bagian dari program jangka panjang yang akan terus berlanjut, terutama di wilayah Provinsi Banten.
“Panen raya ini adalah simbol dari keberlanjutan program Revolusi Pertanian yang telah kami jalankan di berbagai daerah. Sebelumnya, YBBN juga telah melakukan penanaman bibit unggul padi dan jagung PS-08 di lahan yang mencapai 700 hektar. Semua itu kami lakukan demi mendukung program Swasembada Pangan yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sekaligus menjadi bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan visi besar Asta Cita,” ungkap Rival Achmad Labbaika.
Acara ditutup dengan doa bersama dan ramah tamah antara petani, unsur pemerintah daerah, TNI–Polri, serta pengurus Yayasan Bhakti Bela Negara.
Semangat “Berbuat, Berbhakti, Berkarya” menggema sebagai pesan utama dari kegiatan ini, menegaskan tekad bersama untuk menghidupkan kembali semangat bertani sebagai kekuatan bangsa, bukan sekadar profesi.
Program Revolusi Pertanian di Ciwedus menjadi bukti bahwa ketika rakyat dan negara bersatu dalam cita-cita kedaulatan pangan, maka kemakmuran bukan lagi impian, melainkan hasil nyata dari kerja, inovasi, dan cinta terhadap bumi Indonesia. (Z-1)


















































