Orangtua Butuh Literasi Digital untuk Cegah Anak Kecanduan Gadget

1 month ago 27
Orangtua Butuh Literasi Digital untuk Cegah Anak Kecanduan Gadget Ilustrasi(Freepik)

PENGAMAT Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan orangtua secara aktif butuh dibekali literasi digital agar dapat membimbing dengan bijak dan mencegah anaknya kecanduan gadget.

Menurutnya, literasi digital pada orangtua idealnya perlu dipelajari mandiri agar orangtua dapat membentuk kebiasaan anak dalam mengakses
gadget, namun di tengah kesenjangan pemahaman digitalisasi antargenerasi dibutuhkan peran pihak ketiga agar literasi digital bisa didapatkan oleh orangtua.

"Idealnya memang seperti itu (orangtua meliterasi dirinya secara mandiri), tapi ini biasanya dilakukan oleh orangtua yang canggih, tidak
semua orangtua dalam keadaan ideal. Sehingga perlu introduksi dari negara, sosialisasi tentang literasi digital atau dari komunitas yang paham dan mau berbagi tentang hal itu," kata Firman, dikutip Jumat (3/10).

Literasi digital yang dimaksud dan perlu dipahami orangtua tidak hanya tentang bagaimana cara menggunakan gadget untuk berselancar di ruang digital tapi juga cara menggunakannya agar menjadi kegiatan produktif.

Orangtua harus memahami dan mengajarkan agar anak secara bijak menggunakan internet di gadget untuk hal-hal sarat edukasi dan tidak hanya mencari hiburan semata sehingga anak tidak mengalami ketergantungan pada dunia di dalam layar.

"Jadi diajarkan internet tidak hanya untuk hiburan saja tapi banyak penggunaan produktif di baliknya. Bahwa sampai ada pengguna anak
atau remaja yang kecanduan gadget dan mengalami kesepian itu bisa terjadi karena adanya interaksi intens dengan gadget yang terbilang palsu," katanya.

Bersamaan dengan pengenalan pemanfaatan internet yang sehat, Firman berpendapat orang tua ataupun pengawas anak maupun remaja juga harus bisa membuat aktivitas fisik di dunia nyata yang berarti sehingga anak tidak mengalami kecanduan gadget.

Apalagi mengingat generasi muda saat ini memiliki pemahaman akses gadget yang lebih mahir, maka orang tua justru harus bisa mengimbangi interaksi sosial sang buah hati dengan lebih banyak kegiatan langsung yang dilakukan bersama-sama oleh keluarga.

"Orangtua tentunya harus membuat relasi yang tidak kalah menarik dengan apa yang ditawarkan oleh perangkat digital, misalnya bermain di luar rumah atau bermain bersama teman-temannya," ujar Firman.

Sebelumnya diberitakan, dalam acara diskusi pada Selasa (30/9), Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan dari 68 juta remaja dengan rentang usia 10-24 tahun sebanyak 34% di antaranya mengalami kecanduan gadget dan menyebabkan remaja merasa kesepian.

Wihaji juga menyebutkan bahwa satu dari empat remaja mengalami stres hingga mengganggu kesehatan mentalnya karena penggunaan gawai yang mendominasi dalam kegiatan sehari-hari.

Menurutnya kondisi ini bisa diintervensi salah satunya dengan komunikasi yang hangat dari keluarga dengan sang remaja. (Ant/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |