Potret nyamuk gajah, si predator jentik nyamuk.(MI/Dok Kemenkes)
DI Kota Foshan, Provinsi Guangdong, Tiongkok, ribuan warga dilaporkan terinfeksi chikungunya sejak akhir Juni 2025. Kasus ini menjadi yang terbesar di sama sejak virus pertama kali ditemukan pada 2008.
Mengutip dari laman Al Jazeera, untuk menekan penyebaran, pemerintah Tiongkok menerapkan berbagai langkah yang terbilang unik. Salah satunya adalah melepaskan nyamuk gajah berukuran sekitar 2 cm.
Penyebaran nyamuk gajah ini bertujuan untuk menekan angka nyamuk Aedes aegypti, karena larva nyamuk jenis ini memangsa nyamuk kecil pembawa virus tersebut.
Drone juga digunakan untuk menemukan lokasi-lokasi tersembunyi yang rawan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, mulai dari selokan hingga genangan air kecil di permukiman padat.
Pemerintah pun mewajibkan warga ikut berpartisipasi. Mereka diminta membersihkan pot bunga, botol kosong, hingga mesin kopi dari air yang mengendap. Siapa pun yang tidak mematuhi aturan ini bisa dikenai denda hingga 10 ribu yuan (sekitar Rp23 juta). Dalam kasus tertentu, warga bahkan bisa terjerat pidana karena dianggap menghalangi upaya pencegahan penyakit menular.
Di Foshan, sejumlah pasien juga dipindahkan ke ruang karantina yang dilengkapi kelambu dan jaring nyamuk agar tidak menularkan virus lebih jauh. Namun, beberapa laporan menyebutkan ada pasien yang harus menanggung biaya pengobatan sendiri.
Kasus serupa juga merembet ke Hong Kong. Seorang anak berusia 12 tahun menjadi pasien pertama chikungunya di wilayah itu dalam enam tahun terakhir, setelah mengalami demam, ruam, dan nyeri sendi usai berkunjung ke Foshan.
Chikungunya sendiri jarang berakibat fatal, tetapi bisa menimbulkan nyeri sendi berkepanjangan, bahkan hingga bertahun-tahun. Kelompok paling rentan adalah bayi baru lahir, lansia, serta penderita penyakit bawaan seperti diabetes dan gangguan jantung.
Strategi gabungan mulai dari pemanfaatan teknologi, aturan ketat, hingga langkah ilmiah, telah dilakukan oleh otoritas Tiongkok. Namun, di balik semua upaya besar itu, kehidupan warga Foshan sehari-hari juga ikut berubah, masyarakat kini lebih waspada, membersihkan rumah secara rutin, dan tidur di balik kelambu untuk melindungi keluarga dari gigitan nyamuk.
Hingga saat ini belum ada obat khusus atau vaksin untuk menyembuhkan chikungunya. Pengobatan lebih difokuskan pada meringankan gejala, seperti Istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih, hingga konsumsi obat pereda nyeri dan demam seperti parasetamol. (Z-1)


















































