Ilustrasi(Dok. Niceaunties)
DI balik ribuan bahkan jutaan penonton yang diraih akun media sosial @niceaunties, tersimpan kisah mengenai upaya melawan stereotip negatif melalui kecanggihan teknologi Generative Artificial Intelligence (Gen AI). Karakter Bibi (Tante) yang unik dan kocak ini ternyata lahir dari keresahan sosial yang mendalam terhadap cara masyarakat Asia Tenggara memandang sosok perempuan paruh baya.
Banyak orang mungkin sudah tidak asing dengan akun media sosial Instagram @niceaunties, akun yang menghadirkan dunia buatan berisi ragam karakter bibi yang diciptakan menggunakan Generative Artificial Intelligence (Gen AI) oleh seorang seniman perempuan asal Singapura.
Niceaunties telah menarik perhatian banyak pengguna media sosial. Setiap video yang diunggah mendapat ribuan hingga jutaan penonton. Sang seniman dengan luar biasa memanfaatkan teknologi AI untuk menghadirkan video-video nyeleneh dan menghibur dengan karakter Bibi sebagai model utama.
Berbicara di Ideafest 2026, sang seniman yang lebih senang dipanggil dengan sebutan Niceaunties menjelaskan bahwa ide di balik dunia para Bibi bukan tanpa alasan. Ia mengaku terinspirasi dari keresahannya akan stigma bibi di kawasan Asia yang kerap digambarkan sebagai sosok menyebalkan dengan pertanyaan-pertanyaan monohok seperti “Kenapa masih single?” atau “Kapan nikah?”.
"Bibi khususnya di Asia Tenggara kerap dikenal sebagai orang yang tidak baik, beberapa stigma sosial yang mengaitkan Bibi sebagai pribadi yang kuno dan mengganggu. Mungkin tidak asing ketika anda pergi ke pertemuan keluarga kemudian Bibi akan mengatakan 'oh, kamu terlihat gemuk'. Dan saya mencoba memahami mengapa bibi berperilaku seperti ini," ujar Niceaunties di Ideafest yang berlangsung di Jakarta pada Sabtu (1/11).
Upaya Mengubah Stigma Sosial tentang Sosok “Bibi”
Dengan beragam stigma kurang baik tentang Bibi di kawasan Asia Tenggara, Niceaunties hadir untuk mengubah persepsi sosial tersebut. Ia menyajikan konten video berbasis AI yang menampilkan Bibi sebagai sosok baik, menyenangkan, dan menghibur.
"Jadi saya ingin memperbaiki stigma negatif ini dan juga bertanya pada diri sendiri, apa artinya menjadi tua bagi diriku, karakter Bibi seperti apa saya inginkan yang ingin saya dan bisakah saya merangkai ulang ide Bibi ini sehingga tidak begitu negatif lagi," ucapnya.
Hasilnya, lewat akun Niceaunties, sang seniman berupaya memperbaiki stigma negatif pada sosok Bibi dengan menghadirkan karakter yang baik hati, menghibur, hingga kocak lewat video berbasis AI.
Terinspirasi dari 11 Bibi di Dunia Nyata
Ia mengungkap bahwa inspirasinya menciptakan karakter-karakter Bibi di dunia Niceaunties berasal dari kehidupan pribadinya yang memiliki 11 bibi. Hal ini membuatnya lebih mudah menggambarkan kepribadian unik setiap karakter di dunia buatannya.
"Jadi saya menciptakan auntieverse dengan mana mengeksplorasi sisi menyenangkan dari seorang Bibi dari segala macam hal, baik itu dari kehidupan sosial bibi ataupun hal lainnya. Dengan harapan seiring bertambahnya waktu, itu (konten) bisa memberikan gambaran yang berbeda tentang Bibi di masa depan," tukas Niceaunties. (Fal/I-1)


















































