
RAKSASA makanan asal Swiss, Nestlé, mendadak mencopot Laurent Freixe dari jabatan CEO. Pencopotan itu setelah terungkap ia menjalin hubungan romantis yang tidak diungkapkan dengan bawahan langsungnya.
Dalam pernyataan resmi, Nestlé menyebut keputusan ini diambil setelah penyelidikan internal yang dipimpin Ketua Dewan Paul Bulcke dan Direktur Independen Pablo Isla dengan dukungan penasihat hukum eksternal. “Ini adalah keputusan yang perlu. Nilai dan tata kelola Nestlé adalah fondasi kuat perusahaan kami. Saya berterima kasih kepada Laurent atas pengabdiannya selama ini,” kata Bulcke.
Sebagai langkah cepat, dewan menunjuk CEO Nespresso, Philipp Navratil, untuk menggantikan Freixe. Navratil, yang bergabung dengan Nestlé pada 2001, memiliki pengalaman panjang di bisnis kopi dan minuman, termasuk memimpin strategi global untuk Nescafé dan Starbucks. Ia baru saja menjabat CEO Nespresso pada Juli 2024 dan masuk jajaran direksi pada Januari 2025.
Nestlé menegaskan transisi kepemimpinan ini tidak akan mengubah arah strategi perusahaan. “Dewan percaya Navratil akan mendorong rencana pertumbuhan dan efisiensi. Kami tidak akan kehilangan momentum,” ujar Bulcke.
Freixe sendiri merupakan veteran Nestlé yang bergabung sejak 1986. Ia sempat memimpin operasi Eropa dan Amerika Latin sebelum secara mengejutkan ditunjuk sebagai CEO pada September 2024. Namun, kinerjanya sempat dipertanyakan setelah laba bersih paruh pertama 2025 turun 10,3 persen, di tengah lemahnya belanja konsumen di China dan melonjaknya harga kopi serta kakao.
Kasus Freixe menambah daftar panjang eksekutif top dunia yang terpaksa mundur karena hubungan pribadi dengan rekan kerja, setelah Bernard Looney (BP), Steve Easterbrook (McDonald’s), dan Brian Krzanich (Intel) mengalami hal serupa dalam beberapa tahun terakhir. (AFP/Z-2)