Mobilisasi Besar-Besaran IDF, Biaya Membengkak hingga Ratusan Juta Dolar

3 hours ago 3
Mobilisasi Besar-Besaran IDF, Biaya Membengkak hingga Ratusan Juta Dolar Ilustrasi.(Aljazeera)

SEKITAR 60.000 tentara cadangan Angkatan Pertahanan Israel (IDF) dikerahkan pekan lalu dengan estimasi biaya mencapai 800 juta dolar per bulan. Langkah ini diambil untuk memperkuat persiapan operasi militer di Jalur Gaza.

Pengeluaran tersebut tidak hanya mencakup gaji, makanan dan akomodasi, tetapi juga berdampak jangka panjang pada karier maupun pendidikan para tentara cadangan. Para analis menilai mobilisasi kali ini menimbulkan beban ekonomi yang jauh lebih luas dibandingkan pemanggilan rutin.

Selain pasukan militer, IDF mempekerjakan operator sipil yang termotivasi oleh ideologi sayap kanan ekstrem. Mereka ditugaskan mengoperasikan peralatan teknik berat dengan bayaran hingga 5.000 shekel atau sekitar 1.500 dolar, per hari. Kementerian Pertahanan Israel juga memperluas dukungan logistik, pembangunan infrastruktur dan pelatihan khusus.

Pada 2024, biaya rata-rata untuk setiap prajurit cadangan diperkirakan mencapai 48.000 shekel per bulan. Artinya, mobilisasi 60.000 pasukan setara hampir 3 miliar shekel, atau sekitar 810 juta dolar, per bulan. Untuk memperkuat kesiapan, militer membangun delapan fasilitas perang perkotaan dan sebelas lagi masih dalam tahap pembangunan. 

Tujuh lapangan tembak baru juga telah disiapkan. Selain itu, ratusan kompleks akomodasi dibangun di Komando Selatan dengan fasilitas tempat tinggal, pancuran air panas hingga generator listrik. IDF juga membeli ratusan kendaraan Humvee senilai setengah miliar shekel dan mengakuisisi 5.000 drone baru dengan nilai sekitar 30 juta dolar. 

Sejak perang dimulai, ribuan tentara cadangan dilatih mengoperasikan berbagai jenis drone, kendaraan off-road, hingga pelatihan medis tempur. IDF menerapkan kebijakan penghancuran sistematis bangunan yang dianggap mengancam pasukan. 

Praktik ini menuntut pengerahan besar-besaran alat berat dan personel teknik, sebagian di antaranya berasal dari pasukan cadangan maupun operator sipil. Namun, sejumlah unit zeni dilaporkan kurang terlindungi karena masih menggunakan kendaraan lapis baja Puma yang usang, berbeda dengan unit infanteri dan lapis baja yang dilengkapi Merkava Mark 4 serta Namer. Kondisi ini membuat beberapa kompi cadangan enggan melanjutkan tugas.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menekankan tujuan ganda operasi ini, yakni menguasai Gaza sekaligus mengalahkan Hamas serta membebaskan sandera.  Namun kalangan dalam pemerintahannya mengakui operasi tersebut berisiko besar terhadap keselamatan para sandera.

Kegagalan mencapai kesepakatan dengan Hamas membuat biaya perang kian membengkak, mencapai miliaran shekel setiap bulan.  Jika strategi ini dimaksudkan untuk menekan Hamas secara psikologis, para analis menyebutnya sebagai salah satu operasi paling mahal dalam sejarah pertahanan Israel. (Haaretz/Fer)
 

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |