Meutya Hafid: Pengembangan AI di Indonesia Harus Berlandaskan Nilai dan Etika

3 hours ago 3
 Pengembangan AI di Indonesia Harus Berlandaskan Nilai dan Etika Menteri Meutya Hafid menegaskan AI bukan Ancaman, melainkan Kunci Peluang Etis untuk Transformasi Industri & Kesehatan.(Dok. Istimewa)

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, secara tegas menyatakan bahwa pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) di Indonesia harus didasarkan pada nilai dan etika yang kuat. Dalam keynote speech di Forum kumparan AI for Indonesia 2025, Meutya menegaskan bahwa AI bukan ancaman, melainkan peluang besar untuk mempercepat dampak nyata dan inklusif bagi masyarakat.

Forum kumparan AI for Indonesia 2025 mengusung tema “Accelerating Impact with Applied AI” dan digelar di The Ballroom at Djakarta Theater, Kamis (23/10/2025) kemarin. Acara ini menghadirkan jajaran menteri dan tokoh nasional yang menyoroti pentingnya penerapan kecerdasan buatan secara etis, kolaboratif, dan berdampak nyata bagi masyarakat Indonesia.

“AI bukan sekadar algoritma, tapi cermin dari nilai yang kita tanamkan. Karena itu, setiap langkah inovasi harus bersifat inklusif agar tidak meninggalkan siapa pun,” ujar Meutya.

Senada dengan itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyoroti urgensi penerapan AI di sektor industri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing nasional. “AI telah menjadi fondasi penting bagi industri masa depan. Kini 66% Chief Information Officer di berbagai perusahaan khawatir tertinggal jika tidak segera mengimplementasikan AI dalam bisnis mereka,” ungkap Agus.

Sementara dari sisi pendidikan dan riset, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie menekankan pentingnya membangun ekosistem talenta yang adaptif terhadap kemajuan teknologi. “AI bisa menggantikan pekerjaan, tapi juga menciptakan pekerjaan. Di Indonesia, AI dapat menjadi penyeimbang agar kemajuan teknologi berdampak adil bagi semua,” kata Stella.

Adapun Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan potensi besar AI dalam transformasi layanan kesehatan nasional, mulai dari deteksi dini penyakit hingga efisiensi rumah sakit. “AI butuh belajar dan data. Upaya digitalisasi, konektivitas, serta pengembangan bioteknologi yang sedang berjalan akan memperkuat dampak AI terhadap layanan kesehatan di Indonesia,” ujar Budi.

Indonesia AI Report 2025

Forum kumparan AI for Indonesia 2025 juga menandai peluncuran Indonesia AI Report 2025, hasil riset kumparan dan Populix yang memetakan kesiapan dan tantangan penerapan AI di Indonesia. Acara ini turut menampilkan diskusi panel lintas sektor tentang etika, kolaborasi industri, dan pemanfaatan AI dalam layanan publik.

Riset ini melibatkan 1.000 responden dari berbagai kota besar di Indonesia dengan latar usia dan profesi yang beragam. Hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat kini melihat AI sebagai peluang untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja baru, meski sebagian besar masih memahami manfaatnya tanpa benar-benar mengerti cara kerjanya. Indonesia AI Report 2025 dapat diunduh secara lengkap melalui platform kumparan dengan mengunjungi tautan kum.pr/aireport2025.

Chief of AI & Corporate Strategy kumparan Andrias Ekoyuono menjelaskan bahwa perubahan akibat AI kini terlihat nyata di ruang ekonomi, sosial, dan budaya. “Sebanyak 95 persen responden percaya AI akan mengubah cara mereka bekerja dalam lima tahun ke depan, meski 68 persen juga khawatir pekerjaannya bisa tergantikan,” ujar Andrias.

The PLAIGROUND, Indonesia AI Report 2025: How We Live, Work, and Think with AI

Andrias juga menambahkan bahwa implementasi AI di kumparan kini mendapat pengakuan global. Berdasarkan laporan terbaru Ahrefs tentang Global Top 50 Most Cited Brands in AI Assistants, kumparan tercatat sebagai salah satu brand asal Indonesia yang menjadi rujukan utama bagi ChatGPT, Perplexity, dan Google AI Overviews. “Kami ingin mendorong bagaimana AI dapat diimplementasikan secara konkret, bukan hanya membahas konsep tetapi menampilkan hasil nyata dan kolaborasi yang mempercepat dampak positif bagi masyarakat,” tambah Andrias.

Acara kumparan AI for Indonesia 2025 menghadirkan berbagai diskusi panel lintas sektor yang membahas kolaborasi industri, etika penggunaan AI, hingga implementasinya dalam layanan publik dan ekonomi digital. Dari sektor pemerintahan hadir Ketua Sekretariat Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) Otoritas Jasa Keuangan. 

Dari sektor swasta hadir Founder & Group CEO VIDA Niki Luhur, CTO GDP Venture & CEO GDP Labs On Lee, Chief Data & AI Officer Indosat Ooredoo Hutchison Chirag Sukhadia, VP Technology Strategy and Consumer Product Development Telkomsel Ronald Limoa, VP IT Automation & Security NeutraDC MD Septianto (Adhie), Data Science Assistant Vice President Blibli Welly Dwi Putra, Deputy EGM Digital Product Telkom Indonesia Fauzan Feisal, Group Head Enterprise Data Management & Analytics BRI Ajutorius Pinem, dan Wakil Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan Yayasan Mitra Netra Budi Darmulyana.

kumparan AI for Indonesia 2025 didukung oleh VIDA, BRI, Indosat Ooredoo Hutchison, ASUS, Blibli, Samsung, Telkom Indonesia, Telkomsel, Neutra DC, dan Pelindo.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |