Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah).(AFP/ Amir Cohen)
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato yang menantang di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (26/9), waktu New York, Amerika Serikat (AS). Meski ruang sidang tampak kosong setelah sejumlah delegasi memilih walk out sebagai bentuk protes, Netanyahu mengecam keputusan sejumlah negara barat yang, baru-baru ini, mengakui Palestina
“Itu akan menjadi noda bagi kalian semua. Keputusan memalukan itu akan mendorong teror terhadap orang Yahudi dan warga tak bersalah di seluruh dunia,” ujar Netanyahu dikutip dari Al Jazeera.
Pidato tersebut disampaikan ketika Netanyahu menghadapi surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICJ) atas dugaan kejahatan perang. Agresi Israel ke Gaza sejak 2023 hingga kini telah menewaskan lebih dari 65 ribu jiwa sejak 2023.
“Kami tidak pernah melupakan kalian, walau sedetik. Rakyat Israel bersama kalian. Kami tidak akan goyah dan tidak akan berhenti sampai semua kembali pulang,” lanjut Netanyahu dalam pidatonya, menyinggung sandera Israel yang masih ditahan di Gaza. Di sisi lain, ribuan warga New York juga turun ke jalan menolak kehadiran Netanyahu.
Netanyahu juga menegaskan, meski tekanan internasional kian besar, Israel “harus menuntaskan pekerjaan” di Gaza. Ia juga mengklaim pidatonya ditransmisikan hingga ke Gaza, bahkan ke ponsel para pemimpin Hamas.
Namun, banyak pihak menilai Netanyahu justru menghambat upaya gencatan senjata yang dapat membuka jalan pembebasan sandera. Bahkan Pemimpin Oposisi Israel, Yair Lapid, menyebut pidato itu “lelah dan penuh keluhan” tanpa solusi nyata bagi perdamaian. (M-1)


















































