
MENTERI Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty menegaskan komitmen negaranya untuk mendukung persatuan dan kedaulatan Suriah. Abdelatty juga mengutuk serangan udara Israel yang salah satunya menyasar Damaskus, dekat istana kepresidenan Suriah.
Sedikitnya satu orang tewas dan empat lainnya terluka pada Jumat (2/5) malam ketika Israel melancarkan serangan udara ke 20 wilayah di Suriah. Beberapa jam sebelumnya jet-jet tempur Israel terlihat menyerang kawasan dekat istana kepresidenan di ibu kota Damaskus.
Abdelatty menyatakan, serangan itu merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Pemisahan Pasukan 1974 yang ditandatangani Israel-Suriah. Hal itu ditegaskan Abdelatty dalam percakapan telepon dengan penasihat senior Presiden AS Donald Trump, Massad Boulos.
"Mesir mendukung rakyat Suriah, menghormati kedaulatan, persatuan, dan integritas wilayah Suriah, dan pentingnya Suriah sebagai pusat stabilitas di kawasan," kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataannya, Minggu (4/5/2025).
Abdelatty menekankan perlunya proses politik yang melibatkan semua elemen masyarakat di Suriah selama periode penting yang dihadapi negara itu. Mesir pun menolak campur tangan Israel di Suriah yang meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Sebagai informasi, pesawat-pesawat tempur Israel pada Jumat melancarkan apa yang digambarkan sebagai "serangan udara terbesar" terhadap Suriah tahun ini, dengan target lebih dari 20 lokasi di enam provinsi.
Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) melaporkan 12 jet tempur terlibat dalam serangan udara, yang menargetkan infrastruktur utama, termasuk meriam anti-pesawat dan peluncur rudal darat-ke-udara (surface-to-air).
IDF menegaskan komitmennya untuk "mengenyahkan setiap ancaman di daerah tersebut" dan menyatakan bahwa operasi akan terus berlanjut dengan fokus menjaga keamanan Israel. Puluhan orang di Suriah terluka, meskipun jumlah korban masih belum jelas.
Dalam pernyataan bersama, PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz menyebut tidak akan membiarkan bentuk ancaman apapun terhadap komunitas minoritas Druze di Suriah. Druze merupakan sekte keagamaan yang menganut kepercayaan Islam Syiah Ismailiyah.
"Kami tidak akan mengizinkan pengerahan pasukan ke selatan Damaskus atau ancaman apa pun terhadap komunitas Druze," demikian kutipan pernyataan mereka menurut France24. (Ant/I-1)