Merawat Gigi yang Benar Merupakan Proses Belajar yang Butuh Konsistensi

3 hours ago 3
Merawat Gigi yang Benar Merupakan Proses Belajar yang Butuh Konsistensi Ilustrasi--Siswa mengikuti kegiatan sikat gigi massal dalam peringatan Hari Kesehatan Gigi Nasional di SDN Tanjungrejo 5, Mergan, Malang, Jawa Timur.(ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

KETUA Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Dr. drg. Mochamad Fahlevi Rizal, SpKGA SubSpPKOA mengatakan bahwa merawat gigi yang benar bukan sekadar kebiasaan namun merupakan proses belajar dan membutuhkan konsistensi.

"Selain kebiasaan, teknik menyikat yang benar juga merupakan proses belajar yang tidak bisa langsung baik caranya dalam waktu singkat.
Konsisten adalah hal yang utama," ujar Fahlevi, dikutip Senin (15/9).

Fahlevi pun memberikan contoh yakni bayi yang biasa dibersihkan gusinya menggunakan kasa setelah minum susu sejak awal, padahal giginya belum tumbuh saat itu, dan hal itu tidak masalah ketika mulai menggunakan sikat gigi saat gigi sudah tumbuh.

Anak yang baru diajarkan membersihkan mulut saat gigi sudah tumbuh cenderung tidak nyaman karena adanya sikat masuk ke rongga mulut, bisa mual atau aksi menolak lainnya.

Sementara, terkait cara menyikat gigi yang benar, terutama bagi anak yang gemar mengonsumsi makanan dan minuman manis, ia menjelaskan bahwa dua hal yang berbeda yang keduanya perlu menjadi perhatian.

"Makanan manis merupakan sumber energi bagi bakteri penyebab gigi berlubang. Semakin banyak konsumsi makan manis maka risiko karies
meningkat," katan Fahlevi.

Oleh sebab itu, terkait konsumsi makanan manis menjadi tanggung jawab orangtua untuk mengatur asupan pada anak sejak dini.

Sementara, terkait cara menyikat gigi, ia menambahkan bahwa yang diperlukan adalah mengenai seluruh permukaan gigi, untuk anak-anak tidak ada gerakan khusus.

"Yang penting semua permukaan terkena sikat gigi dan plak hilang dari permukaan gigi," tegasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan 52,67% atau 180.771 anak sekolah yang mengikuti Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah ditemukan memiliki karies atau gigi berlubang dan jumlah anak dengan tiga atau lebih gigi berlubang sebanyak 43 ribu. (Ant/Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |