Mengenal StreetStage, Dance Club yang Punya Misi Sosial untuk Remaja

2 hours ago 1
Mengenal StreetStage, Dance Club yang Punya Misi Sosial untuk Remaja Dance club StreetStage.(Dok. StreetStage)

MINAT generasi muda terhadap seni tari populer semakin meningkat seiring popularitas musik dan kultur pop global seperti K-Pop dan hip hop. Namun, tak semua remaja punya akses dan dukungan untuk mengembangkan minat dan bakatnya terhadap seni tari, terutama yang berasal dari kalangan kurang mampu.

Situasi ini membuat Kay Satria Hartono, yang masih duduk di kelas 12 SMA tergerak untuk mendirikan komunitas tari atau dance club yang ia beri nama StreetStage pada Agustus tahun ini. StreetStage ditujukan khusus sebagai wadah bagi anak-anak dan remaja dari kalangan ekonomi yang kurang mampu, termasuk dari panti asuhan.

“Awalnya aku membangun komunitas dance bernama StreetStage yang merupakan wadah kepedulian untuk memberikan pelatihan menari, khususnya untuk anak-anak yang tidak mempunyai biaya, fasilitas, atau dukungan keluarga,” kata Kay dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, Senin, (22/9).

StreetStage yang didirikan Kay memiliki misi mencari bakat-bakat remaja yang dilatih intensif agar mampu tampil percaya diri di atas panggung. Inisiatif Kay diawali dengan menjaring para penari berbakat yang berasal dari dua panti asuhan di Jakarta, yaitu Yayasan Pondok Kasih Mandiri dan Yayasan Amal Mulia.

Kay memberikan pelatihan intensif selama lebih dari dua bulan, sejak Juni hingga akhir Agustus. Latihan keras ini bertujuan mempersiapkan mereka agar bisa tampil maksimal, baik secara teknis maupun mental. Agar tak mengganggu kesibukan akademik, Kay sengaja mengatur waktu latihan pada masa liburan sekolah.

Materi pelatihan yang diberikan mencakup berbagai aspek esensial dalam seni tari. Tidak hanya diajarkan dasar-dasar menari, tetapi para peserta juga diajak untuk mendalami sejarah dan budaya pop culture seperti hip-hop dan K-Pop. Selain itu, mereka dilatih untuk menguasai koreografi, teknik pernapasan, sinkronisasi gerakan, serta ekspresi wajah guna memberikan penampilan terbaik.

Pemilihan hip-hop dan K-Pop dance juga memiliki alasan tersendiri dari sudut pandangnya. “Karena hip-hop genre-nya bebas, lebih ekspresif, dan full power. Selain itu juga sangat populer dengan tren K-Pop di Indonesia belakangan ini,” ujarnya.

Dari proses latihan selama dua bulan tersebut, StreetStage akhirnya menelurkan dua tim penari. Tim pertama adalah Nonaspark, yang beranggotakan empat remaja perempuan tingkat SMA. Sementara tim kedua Kidzkrew, terdiri dari anak-anak tingkat SD dan SMP. Terbaru KidzKrew dan Nonaspark tampil di panggung final showcase Gigi Art of Dance Studio, Jakarta Selatan pada pertengahan September.

“StreetStage ingin terus memberikan kesempatan bagi siapa saja yang memang mau berkembang melalui dance, karena mereka pasti bisa. The stage is yours sesuai moto dari StreetStage,” kata Kay. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |