
DI alam semesta, ada benda-benda yang bergerak mengelilingi planet maupun bintang pada jalur tertentu. Pergerakan itu disebut orbit, dan terjadi secara teratur serta berulang, sehingga benda tersebut tetap mengikuti lintasan yang sama dari waktu ke waktu. Fenomena ini bisa ditemui di sekitar Bumi maupun di bagian lain tata surya.
Benda yang mengelilingi planet tersebut dikenal dengan sebutan satelit. Sebagai contoh, Bulan bergerak mengelilingi Bumi, sedangkan Bumi berputar mengorbit Matahari. Selain satelit alami, kini ribuan satelit buatan manusia juga berada di angkasa. Fungsinya beragam, mulai dari memantau cuaca, mendukung komunikasi, hingga membantu penelitian ilmiah tentang alam semesta.
Apa Itu Satelit?
Satelit adalah benda yang bergerak mengelilingi planet, bintang, atau bulan melalui jalur berulang yang disebut orbit. Bumi bergerak mengelilingi Matahari, sedangkan Bumi dikelilingi Bulan, sehingga keduanya digolongkan sebagai satelit alami. Namun, istilah “satelit” umumnya merujuk pada mesin buatan manusia yang diluncurkan ke luar angkasa untuk mengorbit Bumi atau benda langit lain. Saat ini ribuan satelit buatan mengelilingi Bumi, dengan fungsi mulai dari memantau cuaca dan badai hingga memotret planet lain, Matahari, lubang hitam, materi gelap, dan galaksi jauh.
Mengapa Satelit Penting?
Satelit mampu memantau wilayah yang luas sekaligus serta mengumpulkan data dengan lebih cepat dibandingkan instrumen di darat. Selain itu, satelit dapat melihat ke luar angkasa dengan lebih jelas. Hal ini karena posisinya berada di atas awan, debu, dan molekul atmosfer yang biasanya mengganggu pandangan dari permukaan Bumi.
Bagian-Bagian Satelit Buatan
Meskipun memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, satelit buatan umumnya terdiri dari dua komponen utama. Salah satunya adalah antena, yang berfungsi mengirim dan menerima informasi, biasanya dari dan ke Bumi. Sama seperti mainan yang membutuhkan baterai, satelit juga memerlukan energi untuk bekerja. Ada beberapa jenis sumber energi, seperti baterai atau panel surya. Panel surya mengubah sinar Matahari menjadi listrik untuk menghidupkan satelit. Sejumlah satelit NASA dilengkapi dengan kamera dan berbagai sensor ilmiah untuk mengamati Bumi maupun ruang angkasa.
Bagaimana Satelit Mengorbit Bumi?
Satelit diluncurkan dengan roket, dan tetap berada di orbit ketika kecepatannya seimbang dengan gravitasi Bumi. Satelit bergerak mengelilingi Bumi dengan ketinggian, kecepatan, dan lintasan yang bervariasi. Dua orbit yang paling umum adalah orbit geostasioner dan orbit kutub.
Orbit geostasioner: satelit bergerak dari barat ke timur di atas ekuator dengan kecepatan yang sama dengan rotasi Bumi. Dari Bumi, satelit ini tampak diam di satu lokasi.
Orbit kutub: satelit bergerak dari utara ke selatan melewati kutub. Seiring Bumi berputar, satelit ini dapat memindai seluruh permukaan Bumi sedikit demi sedikit.
Apakah Satelit Bisa Bertabrakan?
Tabrakan bisa terjadi, seperti insiden 2009 antara satelit Amerika dan Rusia. Namun, peristiwa ini dianggap sebagai tabrakan tak sengaja pertama antara dua satelit buatan. Lembaga antariksa memantau posisi satelit dengan ketat agar orbit mereka tidak saling bertabrakan. Meski begitu, semakin banyak satelit diluncurkan, risikonya pun meningkat.
Penggunaan Satelit NASA Saat Ini
Satelit NASA kini memantau Bumi, tata surya, hingga alam semesta.
- Mengamati awan, lautan, es, dan gas atmosfer, seperti CO? melalui OCO-2.
- Mengukur energi masuk/keluar atmosfer, memantau kebakaran hutan, gunung berapi, dan bencana.
- Mengamati luar angkasa: sinar Matahari, asteroid, komet, evolusi bintang, hingga planet lain seperti Mars atau cincin Saturnus.
(NASA/Z-2)