Ilustrasi ekstrasi green tea.(Freepik)
OBESITAS dan diabetes tipe 2 merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia, karena keduanya meningkatkan risiko penyakit jantung dan kematian terkait kardiovaskular. Jumlah orang yang mengalami obesitas atau diabetes tipe 2 terus meningkat, bahkan di beberapa negara Asia telah mencapai tingkat yang bisa disebut sebagai epidemi.
Meskipun pengobatan diabetes biasanya mengandalkan obat-obatan, penggunaan tanaman seperti bawang putih, psyllium, dan teh hijau kini semakin menarik perhatian para peneliti. Teh hijau (Camellia sinensis) adalah minuman yang sangat populer, terutama di negara-negara Asia seperti Korea, Cina, dan Jepang.
Karena banyak orang yang rutin meminumnya, bahkan efek kecil dari teh hijau pada tiap individu bisa berdampak besar bagi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Penurunan Risiko Kematian dari Teh Hijau
Sebuah penelitian kohort prospektif yang melibatkan populasi luas, menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau terkait dengan penurunan risiko kematian, akibat berbagai penyebab, termasuk penyakit kardiovaskular.
Selain itu, uji coba terkontrol acak juga membuktikan bahwa teh hijau efektif menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol LDL, stres oksidatif, serta penanda peradangan kronis.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa teh hijau memberikan manfaat, tidak hanya untuk penyakit kardiovaskular, tetapi juga untuk mengurangi obesitas dan risiko diabetes tipe 2.
Misalnya, dalam sebuah studi kohort retrospektif di Jepang, orang yang mengonsumsi enam cangkir atau lebih teh hijau setiap hari, memiliki risiko 33% lebih rendah terkena diabetes tipe 2, dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari satu cangkir per minggu.
Namun, beberapa penelitian terbatas yang menggunakan teh hijau, ekstrak teh hijau (GTE), atau katekin menunjukkan hasil yang kurang meyakinkan dalam menurunkan kadar gula darah, pada pasien diabetes tipe 2. Penelitian tersebut juga tidak menunjukkan efek yang jelas, dalam mencegah diabetes pada orang sehat. Dalam penelitian-penelitian ini, konsumsi GTE bebas kafein selama beberapa bulan, tidak terlihat membuat perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan plasebo.
Meskipun hasil beberapa penelitian masih meragukan, sejumlah mekanisme telah diusulkan untuk menjelaskan efek positif teh hijau, terhadap metabolisme gula darah dan pengelolaan berat badan. Salah satu komponen utama teh hijau, epigallocatechin gallate (EGCG), diduga menjadi faktor penting yang memberikan manfaat tersebut. (PubMed Central/Z-10)


















































