Kongres Elektro ITS 2025(ITS)
Ratusan alumni lintas generasi Ikatan Alumni Elektro ITS (ELITS) berkumpul dalam Kongres Elektro ITS 2025 yang berlangsung di ballroom Jasaraharja, Jakarta. Dengan tema Elektro vs Artificial Intelligence: Powering the Future, forum ini menghadirkan refleksi, kritik, sekaligus gagasan ke depan tentang bagaimana disiplin elektro berkolaborasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk membangun masa depan Indonesia
Kepala Pusat Studi Kecerdasan Artifisial ITS Adhi Dharma Wibawa menekankan pentingnya forum ini sebagai ruang bertukar gagasan antaralumni dari beragam sektor. Ia mengingatkan kesiapan Indonesia masih menghadapi kendala infrastruktur dan kelistrikan, serta lemahnya regulasi etik penggunaan AI.
“Kalau kita ingin membuat ChatGPT berbahasa Jawa, itu butuh hardware mahal dan dataset yang besar. Sementara negara maju sudah melangkah jauh,” ujarnya.
Adhi menegaskan, etika dan tata krama pemanfaatan AI, termasuk pembatasan usia, perlu segera dirumuskan agar teknologi berkembang secara sehat
Perspektif Google: AI Sebagai Pusat Inovasi
Head of Enterprise Sales Google Indonesia Adir Ginting menyebut AI kini telah bergeser dari sekadar alat efisiensi menjadi pusat inovasi.
“Google saja meningkatkan investasi dari US$75 miliar menjadi US$85 miliar. Itu bukti AI bukan hype. AI akan bertahan, jadi bagian dari hidup kita,” katanya.
Ia berharap ELITS bisa menjadi wadah membangun ekosistem agar alumni tetap relevan dengan perubahan global
Direktur IT Digital Telkom Indonesia sekaligus alumni ITS Faizal Rochmad Djoemadi memaparkan strategi Telkom dalam mengembangkan empat platform utama: AI, IoT, cloud service, dan keamanan siber. Menurutnya, sektor transportasi harus menjadi prioritas digitalisasi karena pertumbuhannya yang pesat. Ia juga menyoroti minimnya riset dasar di bidang AI akibat keterbatasan pendanaan.
“AI memang mendorong efisiensi dan produktivitas. Dampak langsung ke revenue mungkin tidak besar, tapi secara tidak langsung akan menciptakan produk dan layanan baru,” jelas Faizal
Diskusi yang berlangsung menegaskan bahwa AI bukan lagi sekadar tren, melainkan arus utama yang akan menentukan masa depan bangsa. Alumni elektro ITS berkomitmen untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga produsen dan penggerak ekosistem inovasi. (E-3)


















































