Mencabut Cakar Kucing akan Membuat Mereka Menderita Kesakitan yang Mengerikan Seumur Hidup

6 hours ago 4
Mencabut Cakar Kucing akan Membuat Mereka Menderita Kesakitan yang Mengerikan Seumur Hidup Ilustrasi(freepik)

MENCABUT cakar kucing (declawing), sebuah praktik yang selama ini dianggap sebagai solusi aman untuk menjaga furniture. Ternyata tindakan itu meninggalkan bekas luka permanen yang menyebabkan penderitaan fisik dan neurologis seumur hidup pada hewan.

Sebuah penelitian baru dari Quebec, Kanada, yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports, akhirnya mengakhiri perdebatan panjang mengenai praktik ini. Penelitian ini secara ilmiah membuktikan dampak mengerikan dari prosedur tersebut.

Dampak Fisik dan Neurologis yang Menyakitkan

Penelitian yang dipimpin Eric Troncy dari GREPAC (Groupe de recherche en pharmacologie animale du Québec) ini menggunakan metode non-invasif seperti analisis gaya berjalan, pemindaian otak, dan studi konduksi saraf. Hasilnya menunjukkan temuan yang sangat mengkhawatirkan:

  • Kerusakan Saraf Permanen: Kucing yang dicabut cakarnya mengalami kerusakan saraf permanen.
  • Peningkatan Sensitivitas Nyeri: Mereka menjadi lebih sensitif terhadap rasa sakit, sebuah kondisi yang disebut allodynia, di mana sentuhan ringan pun dapat memicu rasa sakit yang hebat.
  • Penurunan Mobilitas: Mobilitas mereka menurun drastis, terutama pada kucing yang memiliki berat badan lebih besar.

Troncy menjelaskan praktik ini melibatkan pemotongan tulang terakhir pada setiap jari kaki kucing, bukan hanya kuku. Ia menyebutnya sebagai tindakan mutilasi yang dilakukan demi kenyamanan pemilik, bukan demi kesejahteraan hewan.

Bukti Ilmiah yang Tidak Terbantahkan

Penelitian ini membandingkan kucing sehat, kucing dengan radang sendi alami, dan kucing dengan radang sendi yang telah dicabut cakarnya. 

Hasilnya sangat jelas, kucing yang dicabut cakarnya menunjukkan kepekaan yang lebih tinggi terhadap sentuhan dan mobilitas yang memburuk. Tes konduksi saraf juga mengonfirmasi kerusakan langsung pada saraf (akson).

"Tes elektrofisiologis mengungkapkan kerusakan saraf langsung," kata Troncy, menegaskan hubungan antara perubahan biologis dan perilaku yang diamati.

Perubahan Perilaku dan Kualitas Hidup Menurun

Dampak fisik ini juga tercermin dalam perubahan perilaku kucing. Mereka sering kali menolak melompat, menghindari kotak pasir karena sakit pada kaki, dan menunjukkan agresi yang tidak terduga. 

Kondisi ini diperparah pada kucing yang kelebihan berat badan. Di mana kombinasi operasi dan bobot tubuh memperburuk rasa sakit dan disabilitas.

Meskipun pencabutan cakar telah dilarang di Uni Eropa sejak tahun 1992 dan di beberapa wilayah Kanada seperti Quebec pada tahun 2024, praktik ini masih marak di Amerika Utara. Diperkirakan 25 juta kucing di Amerika Utara telah mengalami prosedur ini.

Para peneliti menekankan bahwa dokter hewan memiliki tanggung jawab untuk mendidik pemilik tentang alternatif yang lebih etis, seperti:

  • Penyediaan tiang garukan
  • Pelatihan perilaku
  • Rutin memotong kuku kucing

"Sebagai dokter hewan, misi kami adalah melindungi kesejahteraan hewan. Jika kami terus melakukan pencabutan cakar, berarti kami telah gagal dalam misi kami," tegas Troncy.

Para penulis studi menyimpulkan praktik ini harus dilarang sepenuhnya. "Mutilasi ini harus dilarang, di mana pun dan selamanya," tutup mereka. (Earth/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |